Makassar (ANTARA Sulsel) - Kodam VII Wirabuana akan mengelar simulasi pengamanan VVIP seperti Presiden dan Wakil Presiden serta tamu negara lainnya saat kunjungan kenegaraan.

"Simulasi ini bertujuan untuk memberikan rasa aman saat kunjungan kenegaraan ke Sulawesi Selatan dan sekitarnya," kata Komandan Korem 141 Toddopuli Kodam VII Wirabuana Kolonel Infantri TNI AD Yotanabey di Makassar, Selasa.

Menurut dia, simulasi pengamanan VVIP tersebut sebagai cara tepat yang diperuntukkan bagi orang sangat penting saat kunjungan kerja di suatu tempat.

"Simulasi akan dilakukan selama dua hari masa kunjungan kerja yakni 19-20 Mei 2016 di sejumlah titik yang akan didatangi seperti Presiden," ujar mantan tim pengamanan perdamaian untuk PBB ini.

Selain itu simulasi ini kata dia, baru pertama dilaksanakan Kodam VII Wirabuana di Kawasan Timur Indonesia dengan melibatkan satuan TNI AD yang sesuai pada bidangnya masing-masing.

Mengenai pelaksanaan simulasi dilakukan pada objek vital atau tempat kunjungan Presiden dan Wakil Presiden dan tamu negara mulai dari kedatangan Bandara Intenasional Sultan Hasanuddin.

Selanjutnya perjalanan menuju objek kunjungan dari jalur tol akan ditempatkan personel disejumlah titik menuju Pelabuhan Peti Kemas meresmikan sesuatu.

Kemudian blusukan ke Pelabuhan Makassar eks Sukarno Hatta berbincang dengan calon penumpang sekaligus melihat fasilitas yang ada.

Usai kunjungan tersebut, lanjutnya, menuju hotel Aryaduta untuk beristirahat. Agenda esok hari selanjutnya, peresmian Fakultas Kedokteran Universitas Bosowa. Namun saat kunjungan ke Universitas Bosowa, Istri presiden tiba-tiba sakit dan harus dirawat di rumah sakit setempat.

"Disinilah tugas paling berat, tentu Presiden akan mempertimbangkan hal ini dan meminta tim pengamanan segera menyelesaikan masalah itu. Presiden tetap melanjutkan peresmian, setelahnya baru ke rumah sakit menemui istri selanjutnya menuju Jakarta," katanya.

Mengenai sekiranya ada demonstrasi saat kunjungan, Yotanabey mengemukakan tetap di lakukan pengawalan dan meemeriksa apakah unjukrasa itu mempunyai izin atau tidak.

"Kalau punya izin tentu kami melakukan cara-cara presuasif agar demo itu tidak menggangu kunjungan kerja, dan kalau tidak punya izin diminta secara hormat untuk berhenti, tetapi tidak membubarkan secara paksa," paparnya kepada wartawan.

Dirinya berharap agar simulasi ini mendapat dukungan masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketertiban dan kemananan selama masa kunjungan sebab yang datang bukanlah orang sembarangan melainkan pimpinan negeri ini ataupun tamu negara.

"Kita yakinkan pengamanan harus 100 persen sempurna. Semua regu dan personel ditempatkan pada posisi masing-masing dan tidak boleh ada kesalahan sedikit pun," tegasnya.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024