Makassar (ANTARA Sulsel) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Selatan menyatakan jika gejolak harga sejumlah komoditas di daerah itu tidak terlepas dari pengaruh di tingkat pusat dalam hal ini DKI Jakarta dan Pulau Jawa.

"Saya katakan kalau gejolak harga yang terjadi di sini (Makassar) itu karena tidak terlepas dari permainan orang-orang di pusat," jelas Ketua Kadin Sulsel Zulkarnain Arief di Makassar, Jumat.

Dia mengatakan, seringkali setiap gejolak terjadi pada tingkat pusat, pasti akan berimbas di daerah-daerah lainnya di Indonesia tanpa terkecuali Makassar meskipun stok kebutuhan pangan itu melimpah.

Zulkarnain mencontohkan, gejolak harga kenaikan dan kekurangan beras di Jakarta pasti mempengaruhi di Makasssar, padahal Sulsel adalah salah satu provinsi yang selalu surplus beras di atas dua juta ton.

"Sedikit banyaknya pengaruh itu karena permainan orang pusat. Gejolak kenaikan harga beras dan kelangkaannya di pusat pasti mempengaruhi harga di Makassar dan itu sudah biasa," katanya.

Ia mengaku meskipun Sulsel tetap menyuplai berasnya ke 21 provinsi di Indonesia selama beberapa tahun terakhir karena terus mengalami surplus beras di atas dua juta ton, tetap saja selalu ada kenaikan harga.

Namun tetap, kata dia, harganya tidak melonjak drastis seperti daerah-daerah yang memang mengalami kekurangan stok beras. Dampak yang didapatkan hanya pada imbas kenaikan harga tersebut.

"Kenaikannya itu tidak terlalu besar seperti daerah yang memang kekurangan stok. Kenaikannya itu hanya imbas saja dan bagian dari psikologi pedagang," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu`mang mengaku jika harga-harga di Sulsel masih relatif stabil karena semua jenis komoditas ada dan stoknya juga selalu tersedia.

"Tidak ada alasan harga-harga komoditas itu naik karena semua ada di Sulsel dan stoknya juga selalu terjaga. TPID juga selalu melakukan intervensi supaya harga tidak meroket dan inflasi juga terjaga," sebutnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024