Kupang (ANTARA Sulsel) - Wali Kota Kupang Jonas Salean meminta warga di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu untuk selalu waspada terhadap kemungkinan beredarnya uang palsu menjelang Ramadhan yang biasanya diikuti peningkatan barang dan ramainya pasar yang ada di daerah setempat.

"Bukan tidak mungkin saat permintaan dan penawaran barang kebutuhan pokok meningkat jelang Ramadhan, akan ada praktik oknum sebarkan uang palsu, maka pentingnya kewaspadaan," kata Jonas di Kupang, Jumat.

Dikatakan, setiap terjadi peningkatan transkasi di pasaran sebagai akibat daari tingginya permintaan warga, seperti pada saat jelang perayaan hari besar keagamaan, boleh jadi akan dimanfaatkan oleh oknum dan kelompok tidak bertanggung jawab melakukan praktik ilegal itu.

Untuk itu selaku kepala daerah, Jonas mengatakan agar setiap warga bisa selalu waspada saat melakukan transaksi di pasaran. "kalau tidak bisa terjebak dalam permainan para oknum itu. Akhirnya kita sendiri yang dirugikan," katanya.

Secara kelembagaan kata mantan Sekretaris Daerah Kota Kupang itu, pemerintah akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk aparat keamanan untuk melakukan aksi pengawasan ketat di pasaran agar bisa membatasi kemungkinan peredarannya.

"Saya kira sanksinya akan diterapkan jika ditemukan ada terdapat transakasi di pasar menggunakan uang palsu," katanya.

Pihak otoritas keuangan di daerah ini seperti BI, juga diharapkan ikut membantu melakukan pengawasan, termasuk melakukan antisipasi peredaran uang palsu itu, melalui sejumlah kegiatan penerangan.

"Mungkin bisa dilakukan sosialiasi lagi terkait cara membedakan uang palsu dan uang yang asli. Ini hanya untuk mengingatkan warga agar tetap waspada," katanya.

Warga masyarakat kata Jonas juga diminta untuk segera memberikan laporan kepada aparat terkait dugaan transakasi memanfaatkan uang palsu. Ini dimaksud agar bisa segera diatasi dan penindakan terhadap pengedarnya.

Memang diakui Jonas, warga kadang sangat lupa untuk meneliti setiap lembaran uang yang diperoleh dari pihak lainnya. Terutama dalam transaksi di sejumlah tempat di pasar tradisional dan kios-kios lokal.

Hal ini karena kepercayaan pedagang terhadap pembeli yang sedang melakukan transkasi itu. Ditambah lagi dengan ketiadaan mesin deteksi uang sebagiaman yang ada dan dipakai di sejumlah tempat belanca moderen seperti mall dan swalayan.

Karena rawan terjadi pada saat transaksi di pasar tradisional itulah, maka para pedagang dan warga juga harus tetap waspada. "Bukan cuma pedagang tetapi pembelinya juga perlu waspada," katnya.

Mantan Staf Ahli Bidang Ekonomi Gubernur Nusa Tenggara Timur itu menjelaskan ciri¿ciri uang pecahan asli rupiah Indonesia antara lain, memiliki tanda air (watermark) dan electrotype.

Dia mengatakan, pada kertas uang terdapat tanda air berupa gambar yang akan terlihat apabila diterawangkan ke arah cahaya. Selanjutnya, benang pengaman (security thread), ditanam di tengah ketebalan kertas atau terlihat seperti dianyam, sehingga tampak sebagai garis melintang dari atas ke bawah, dapat dibuat tidak memendar maupun memendar di bawah sinar ultraviolet dengan satu warna atau beberapa warna.

Kemudian, ciri cetak intaglio dengan cetakan yang terasa kasar apabila diraba. Gambar saling isi (rectoverso) yaitu pencetakan suatu ragam bentuk yang menghasilkan cetakan pada bagian muka dan belakang beradu, tepat dan saling mengisi jika diterawangkan ke arah cahaya.

Tinta berubah warna (optical variable ink), hasil cetak mengkilap (glittering) yang berubah-ubah warnanya bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Tulisan mikro (micro text), tulisan berukuran sangat kecil yang hanya dapat dibaca dengan menggunakan kaca pembesar. Tinta tidak tampak (invisible ink), hasil cetak tidak kasat mata yang akan memendar di bawah sinar ultraviolet.

Terdapat gambar tersembunyi (latent image), teknik cetak dimana terdapat tulisan tersembunyi yang dapat dilihat dari sudut pandang tertentu.

"Sedangkan ciri¿ciri uang palsu sangat banyak mengingat para pembuat uang palsu memiliki sejuta trik dan cara membuat uang palsu semirip¿miripnya dengan uang yang asli. Karena itulah harus waspada," kata Jonas. 

Pewarta : Yohanes Adrinus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024