Makassar (ANTARA Sulsel) - Akses jalan yang menghubungkan Desa Buntu Mondong dan Desa Latimojong Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrenkang, Sulawesi Selatan terputus akibat bencana tanah longsor.

"Ada tiga titik mengalami longsor. Selain menutupi jalan yang menghubungkan Desa Buntu Mondong dengan Desa Latimojong, puluhan hektare kebun kopi ikut tertimbun," kata sekertaris Desa Buntu Modong, Suardi, Minggu.

Dalam keterangan tertulisnya, Suardi menyebutkan bahwa tanah longsor tersebut diakibatkan hujan yang mengguyur desa sepanjang hari Jumat (27/5), sehingga tanah mengalami longsor di tiga titik.

Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, kata dia, warga setempat mulai membersihkan bekas longsoran dari badan jalan agar tidak menghalangi jalur tersebut.

"Setelah longsor itu, warga di dua desa bergotong royong membersihkan gudukan tanah di jalanab, sampai hari ini jalan mulai bisa diakses," ungkapnya.

Tidak hanya di dua desa tersebut, wilayah pegunungan seperti kecamatan Curio, Buntu Batu, Masalle dan Baroko juga sangat rawan tanah longsor. Curah hujan yang cukup tinggi menjadi faktor utama bencana tanah lonsor.

Sebelumnya, bencana serupa juga melanda warga yang ada di desa Parombean. Bahkan, desa tersebut masih dalam status tanggap darurat.

Begitu juga yang terjadi di Desa Sanglepongan Kecamatan Curio. Lebih dari 30 jiwa warga Desa Sanglepongan mengungsi apabila hujan turun dengan intesitas tinggi.

Tim TRC BPBD Kabupaten Enrekang yang turun ke lokasi kejadian menyebutkan kondisi di wilayah tersebut memang sangat rawan tanah longsor.

"Jalan poros yang menghubungkan akses dari desa ke desa berada di tebing pegunungan. Belum lagi jalanan yang sangat sempit dengan bagian sisi lainnya adalah jurang," sebut personel BPBD Enrekang, Fhay.

Saat longsor terjadi maka akses jalan, lanjut Fhay, tidak bisa dilalui kendaraan karena tertimbun sendimen tanah yang cukup banyak menutupi jalan tersebut.

Diketahui Desa Buntu Mondong dan Desa Latimojong adalah desa terjauh di kecamatan Buntu Batu. Wilayahnya berbatasan langsung dengan kabupaten Tana Toraja dan Palopo. Ada sekitar seribu lebih warga yang tinggal di kedua desa itu.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024