Kupang (ANTARA Sulsel) - Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko menilai toleransi antarumat beragama yang terjalin dengan baik di Nusa Tenggara Timur harus menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia.

"Saya rasa penghargaan yang diterima oleh NTT dari Komnas HAM sebagai salah satu provinsi yang terbaik toleransi antarumat beragamanya sudah menjadi contoh yang patut ditiru oleh daereah lain di Indonesia," katanya kepada wartawan usai melakukan buka puasa bersama sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama, anggota TNI, serta Polri di Kupang, Jumat.

Jenderal bintang dua ini mengaku, sejauh ini TNI sendiri selalu memantau NTT yang dikenal sebagai provinsi yang penuh toleransi. Dan hal itu ia akui sudah sepantasnya penghargaan tentang toleransi itu diterima oleh NTT.

Menurutnya, di provinsi berbasis kepulauan itu merupakan sebuah provinsi yang memiliki banyak keberagaman, baik itu budaya, agama, suku dan ras, namun kehidupan antarumat beragama terjalin dengan sangat baik.

"Saya justru bangga dengan ini. Seandainya daerah-daerah di Indonesia bisa hidup rukun dan damai seperti di NTT ini, maka saya yakin Indonesia akan aman dan tidak akan diganggu oleh berbagai hal yang dapat memecah belah persatuan bangsa," ujarnya.

Hal yang paling ia akui adalah, dalam berbagai kegiatan ibadah di provinsi tersebut, semua unsur agama turut terlibat dalam mengamankan berbagai kegiatan ibadah salah satu agama. Bahkan dalam pembangunan sebuah rumah ibadah, hampir semua agama turut membantu menyelesaikan pembangunan rumah ibadah salah satu agama.

Oleh karena itu ia mengajak semua masyarakat di NTT untuk menjaga toleransi antarumat beragama yang selama ini sudah terjalin dengan sangat baik.

Pangdam Kustanto sebelumnya telah melakukan Safari Ramadhan di Pulau terdepan dan terselatan di NTT yakni Pulau Ndana dan meninjau Pos Lintas Batas Mota Ain Atambua, Kabupaten Belu, untuk meninjau secara langsung kehidupan prajurit TNI di perbatasan RI-RDTL serta pulau terluar.

Pantauan Antara, acara buka puasa bersama dalam rangkaian Safari Ramadhan tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh agama di NTT, mulai dari Islam, Katolik, Kristen, Hindu dan Budha.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT Abdul Kadir Makarim menilai, kerukukanan umat beragama yang terjalin selama ini tidak terlepas dari kerja sama yang baik di antara semua Forkopimda.

"Mari kita sama-sama jaga provinsi kita biar penghargaan yang diberikan itu tidaklah sia-sia," kata Abdul. 

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor :
Copyright © ANTARA 2024