Makassar (ANTARA Sulsel) - Panglima Kodam VII Wirabuana Agus Surya Bakti menugaskan sebanyak 450 prajurit dari Satuan Tugas Yonif Raider 700/ Wira Yuda Bakti di Papua New Guinea (PNG) untuk tugas operasi pengamanan perbatasan.

"Saya berharap satuan ini mampu merebut hati rakyat sehingga eksistensinya dapat diterima dan mendapat pengakuan positif oleh masyarakat setempat," kata Agus disela pelepasan prajurit di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, Rabu.

Menurut dia, prajurit Raider yang melaksanakan tugas dan pengamanan negara di daerah perbatasan harus kuat mengalami kemungkinan adanya ancaman fisik dan non fisik.

Selain itu prajurit yang bertugas bisa berfungsi sebagai pengganti batalion yang sudah bertugas sebelumnya di sana. Selain itu para prajurit yang dikirim diharapkan memiliki daya tahan dan daya tangkap untuk menjaga kedaulatan NKRI.

"Prajurit yang ditugaskan ini sudah diseleksi baik kemampuan, keterampilan dan ketahanan tubuh termasuk tidak memiliki masalah saat diberangkatkan," paparnya.

Bahkan dirinya memberikan semangat dan selamat kepada prajurit yang di tugaskan sehingga mendapatkan kepercayaan dari pimpinan TNI, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas.

Kepercayaan ini, kata dia, merupakan kehormatan dan tugas mulia untuk dipertanggungjawabkan serta dilaksanakan dengan sebaik-baiknya melalui berbagai upaya yang maksimal dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan.

Penugasan ke daerah operasi, lanjutnya, merupakan wujud nyata pengabdian dan kehormatan bagi seorang prajurit kepada negara dan bangsanya, demi tegaknya kedaulatan wilayah NKRI.

"Saya berharap penugasan ini dapat dijadikan sebagai pedoman dan modal dasar dalam menghadapi segala kemungkinan permasalahan yang timbul di lapangan. Kehadiran Satgas dapat memberikan kontribusi positif guna mewujudkan kondisi yang kondusif disana," tambahnya

Diperbatasan RI-PNG diketahui masih banyak persoalan, sehingga sering dijadikan tempat melarikan diri orang-orang yang melakukan pelanggaran hukum di wilayah Indonesia maupun PNG, sebab mereka tidak ingin terpengaruh politik terutama yang terlibat gerakan separatis.

Sementara di sisi lain, sebagian kecil kelompok ingin memisahkan diri dari NKRI masih sering menunjukkan eksistensinya dengan melakukan aksi kekerasan dan perlawanan bersenjata dengan sasaran aparat keamanan baik anggota TNI maupun Polri.

Bahkan, mereka tidak segan-segan untuk menyerang dan membunuh aparat keamanan yang lengah. Hal ini tidak saja terjadi di daerah basis perlawanan mereka atau di daerah perbatasan, tetapi juga dapat terjadi di daerah perkotaan yang cukup ramai penduduknya.

"Sudah cukup banyak korban akibat kelalaian dan menganggap remeh situasi, sehingga korban terus bertambah," ucapnya menekankan.

Pelepasan prajurit tersebut juga hadir pula Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, Kapolda Sulsel Irjen Pol Anton Charliyan, Kasdam VII Wirabuana, dan Lantamal.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024