Makasssar (ANTARA Sulsel) - Pihak Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar menghimbau masyarakat yang tinggal di sekitar bandara wilayah Makassar dan Maros agar tidak memainkan cahaya laser yang dirasa mengganggu penerbangan pesawat.

Pejabat Bandara Sultan Hasanuddin, Harry Budi Waluyo di Makassar, Minggu mengatakan akhir-akhir ini pesawat kerap terganggu dengan "serangan" laser saat akan lepas landas atau mendarat.

Harry menduga penembakan dengan sinar laser disengaja karena laser yang ditembakan adalah laser tunggal bukan seperti permainan laser seperti pada acara pertunjukan.

Dia mengatakan laser yang dipakai adalah green lazer yang mempunyai panjang gelombang lebih jauh jangkauannya dibanding warna yang lain.

"Pilot bisa kehilangan konsentrasi pada ketinggian 1.127 meter atau lebih kurang 3.700 kaki karena ada cahaya muncul mendadak di kokpit atau kaget karena mengira ada benda penerangan dekat dengan pesawat," katanya.

Pada ketinggian 365 meter, ujar dia, sinar laser menghalangi pandangan pilot ke arah landasan dan mengurangi kemampuan penglihatan ke luar kokpit.

Sedangkan pada ketinggian 106 meter, ujar dia, laser memberi efek seperti terkena flash kamera sehingga pilot bisa mengalami kebutaan sementara atau bisa melihat ada titik hitam dalam pandangan yang mengganggu penglihatan.

"Pelaku dapat dipidana penjara tiga tahun atau denda satu milyar rupiah karena mengganggu pesawat dengan sinar laser adalah tindakan berbahaya," katanya.

Harry mengatakan menurut info biasanya laser ditembakkan saat pesawat di circuit atau di posisi final aprroach.

Beberapa waktu lalu Tim Intel Lanud Hasanuddin telah mengamankan tiga orang anak yang diketahui membawa dan memainkan alat berupa pointer atau laser yang diduga digunakan untuk menembakan ke pesawat.

"Mereka ditemukan di depan Masjid Al Bustan Ranting Muhammadiyah Berua Kelurahan Paccerakank Nomer 121 Makassar. Tim kemudian menyita alat tersebut dan memberikan pengarahan kalau tindakan mereka membahayakan penerbangan," katanya.

Pewarta : Agus Setiawan
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024