Makassar (ANTARA Sulsel) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan (BI Sulsel) Wiwiek Sisto Hidayat mengatakan pihaknya memprediksikan perekonomian Sulsel akan tumbuh pada kisaran 7,2 - 7,6 persen di tahun 2017.

"Pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen akan sulit dicapai, BI mencoba melakukan exercise, dengan membuat proyeksi yang optimistis untuk mencapai angka 7,6 - 8 persen, tapi persyaratannya memang agak berat," kata Wiwiek dalam Rapat Tingkat Tinggi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulsel dan Kabupaten Kota se Sulsel, di Makassar, Senin.

Pertumbuhan ekonomi Sulsel diharapkan dari sektor utama, diantaranya pertanian, perikanan, kehutanan dan konstruksi, industri pengolahan dan penggalian.

"Harus ada recovery dari sisi ekspor utama, termasuk perbaikan harga komoditi dunia seperti coklat dan nikel," jelasnya.

Dari sisi harga-harga barang, perkembangan inflasi, BI melihat bahwa sampai dengan November cukup baik. Sulsel mengalami inflasi 0,47 sedikit di atas nasional 0,45 persen.

"Kita masih punya satu bulan di Desember ini, biasanya merupakan salah satu puncak inflasi. Kalau mengacu pada history data yakni Desember 2015, inflasi di 2016 bisa 3,3 sampai 3,5 persen," tuturnya.

Sementara, Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu`mang, tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Sulsel tetap tinggi pada 2017.

Pembangunan infrastruktur dan perbaikan ekspor diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi Sulsel.

"Pembangunan rel kereta api dengan anggaran sekitar Rp 5 triliun bisa menjadi pemicu ekonomi Sulsel ke depan, selain itu, kita harapkan ekspor kembali bergairah dengan adanya perbaikan ekonomi secara global," kata Agus.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024