Makassar (Antara Sulsel) - Peneror gereja melalui akun media sosial facebook saat malam pergantian tahun 2016 berhasil ditangkap polisi di rumahnya jalan Petta Teroja, Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

"Pelaku ditangkap tanpa perlawanan di rumahnya setelah dilakukan penelusuran polisi atas nama Nur Rohmat Saleh berumur 23 tahun," sebut Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani saat rilis tersangka di Makassar, Rabu.

Pelaku menggunakan akun Facebook bernama Salim Mubarak yang diketahui merupakan salah satu tokoh ISIS, lalu meneruskan ke akun pembaca Tana Doang Pos, meski berhasil membuat ancaman, namun tim Cyber Crime Polda bersama Polres Selayar menangkapnya pada Selasa (3/1) di Kepulauan Selayar.

Pada postingan itu, dia menuliskan ancaman bom di saat malam tahun baru di sejumlah gereja di Selayar yakni di Gereja di Pasar Lama dan Gereja di dekat lapangan Benteng.

Bahkan sebelum melakukan teror melalui facebook, pelaku juga mengirimkan email atau surat elektronik ke alamat Humas Pemkab Takalar juga berisikan ancaman teror bom. Hal itu diketahui operator humas kemudian langsung dilaporkan.

"Apa yang dilakukan tersangka membuat keresahan warga di Selayar. Pelaku akan dikenakan Undang-undang ITE dengan ancaman pidana enam tahun dan denda maksimal sebesar Rp1 miliar," ungkap Dicky kepada wartawan.

Sementara Kapolres Selayar AKBP Edy S Tarigan dalam kesempatan itu menuturkan, pelaku peneror tersebut diketahui bekerja sebagai tenaga pembantu di Badan Pertanahan Selayar. Selain itu, dirinya tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Indonesia Timur.

"Nur Rohmat saat ini masih menyandang status mahasiswa dan kuliah di kampus UIT semester delapan kini sedang cuti," tuturnya.

Meski berhasil mengambil perhatian, lanjut Tarigan, pelaku beraksi sendiri kemudian punya keahlian dibidang Informasi Teknologi (IT).

Tidak hanya itu tersangka ini juga diketahui akan melaksanakan pernikahan dengan calon istrinya bernama Nurhayati dalam waktu dekat, namun keburu ditangkap akibat perbuatannnya.

Nur Rohmat saat ditanya wartawan apa motif melakukan teror, dia mengatakan tidak ada motif dan hanya sekedar iseng untuk membuat heboh, akan tetapi berbuntut masalah hukum karena dianggap membuat keresahan.

"Saya sebenarnya iseng pak, tidak ada motif apapun apalagi terkait dengan jaringan ISIS. Nama Salim Mubarak itu dipakai karena populer di media sosial," ucapnya sambil tertuduk dengan rasa bersalah.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024