Makassar (Antara Sulsel) - National University of Singapore (NUS) mengundang Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo untuk berbicara dalam konfErensi tahunan yang akan dihadiri akademisi dan pengusaha dari negara-negara se-ASEAN, Cina, Jepang, dan Korea Selatan pada November mendatang.

"Kami menyampaikan amanah dari pihak NUS untuk meminta kesediaan gubernur menjadi pembicara pada konferensi internasional tahunan NUS," kata Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar Muhammad Yusri Zamhuri usai menemui Gubernur Syahrul di Makassar, Rabu.

Gubernur, lanjutnya, diminta untuk berbicara pada forum yang sama dengan Menteri Keuangan Singapura.

"Jika bersedia, gubernur akan menjadi pembicara kedua setelah Menteri Keuangan Singapura," ungkapnya.

Menurut Muhammad Yusri, undangan ini disampaikan setelah pihak NUS melihat seluruh indikator yang ada di Sulsel, antara lain pertumbuhan ekonomi yang melampaui ASEAN, tingginya pelaksanaan investasi baru, dan dalam hal "political will" di bidang ekonomi.

"NUS mengundang Pak Gubernur untuk mempresentasikan kemajuan-kemajuan tersebut dalam beberapa tahun terakhir," ujarnya.

Jika Gubernur bersedia, kata Yusri, NUS akan melakukan komunikasi langsung dengan pemerintahan daerah. Menurutnya, NUS merupakan universitas terbaik di Asia, dan nomor urut delapan di dunia.

"Event ini sangat global, dan kami sangat mengharapkan ini membawa dampak besar secara nasional dan ASEAN," ucapnya.

Menanggapi undangan tersebut, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, NUS punya posisi tersendiri di ASEAN, khususnya dalam hal ekonomi. Karena itu, undangan tersebut adalah kebanggaan.

Menurut dia, ASEAN memiliki sumber daya luar biasa yang dibutuhkan dunia. Semua negara ASEAN punya kekhasan, menjadi kekuataan untuk memantapkan kondisi ekonomi.

"Di Universitas Kebangsaan Malaysia, saya pernah bicara soal Tol ASEAN. Bukan dalam bentuk fisik, tapi dalam hal regulasi," lanjutnya.

Ia menambahkan, jika memungkinkan, pihaknya pun akan menyampaikan konsepsi tersebut di NUS.

Konsep Tol ASEAN, kata Syahrul, seperti kebijakan yang saling menguntungkan dan saling terintegrasi antara negara di ASEAN. Kalau ada negara ASEAN yang terganggu ekonominya, akan mempengaruhi negara lain.

"Dibutuhkan koordinasi antarnegara yang saling menguatkan di ASEAN," ujar Syahrul.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024