Makassar (Antara Sulsel) - Pemerintah Kota Makassar merintis kerajinan kulit berbasis lorong setelah melihat besarnya potensi kerajinan ini di tempat pemotongan hewan, Tamangapa, Kecamatan Manggala. 

"Kita punya cukup banyak bahan baku di sini dan ini sangat potensial untuk dikembangkan," ujar Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Jumat.

Dengan didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Makassar Indira Yusuf Ismail, wali kota mengatakan, pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis lorong akan didukung penuh oleh pemerintah kota.

Karena salah satu program pemerintah kota Makassar yakni Badan Usaha Lorong (BULo) memang khusus memberdayakan ekonomi masyarakat yang sudah berjalan sejak setahun terakhir ini.

"Potensi kerajinan kulit bisa dikembangkan di Makassar karena kita memiliki bahan baku yang cukup untuk diolah," kata Danny.

Diungkapkannya, sejak 2015 UPTD kulit telah beroperasi dan menghasilkan kulit sapi yang siap diolah menjadi kerajinan berbahan dasar kulit seperti tas, dompet, ikat pinggang, sepatu, jok mobil, dan furniture.

Proses pengolahan selembar kulit sapi membutuhkan waktu selama dua minggu yang diawali dengan proses pembersihan, pemipihan, penjemuran, pewarnaan hingga pengepakan. Keseluruhan pengerjaannya dilakukan oleh tenaga kerja lokal yang terlatih.

Bahan baku yang diolah UPTD Kulit bersumber dari kulit Sapi yang disembelih di RPH (Rumah Potong Hewan) milik Pemerintah kota Makassar.

Selama dua minggu, UPTD Kulit Makassar mampu menghasilkan 1 Ton kulit Sapi siap olah yang setara dengan 70 lembar kulit. Sekali berproduksi, bahan yang diolah minimal 500 kg.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan menjadi leading sector pengembangan kerajinan kulit di Makassar dengan memberdayakan UKM di lorong-lorong yang selama ini menjadi binaannya. 

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024