Makassar (Antara Sulsel) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meminta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menganalisis potensi wisata Toraja sebagai dasar pertimbangan pembangunan infrastruktur khususnya bandara di wilayah tersebut.

"Harus dilakukan studi dari Kementerian Pariwisata, yang jadi analisis berapa turis yang akan datang ke sana? seharinya berapa? sebulannya berapa? baru kemudian ditentukan panjang landasan (bandara) dan jenis serta jumlah pesawat yang dibutuhkan," kata Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian PUPR Hadi Sucahyono, usai Rapat Teknis Percepatan Pengembangan Pariwisata Toraja, di Makassar, Selasa.

Pihaknya meminta Kemenpar menghitung jumlah turis yang datang ke Toraja, sehingga perencanaan pembangunan bandara dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

"Apakah harus pesawat Boeing? siapa tahu cukup ATR yang kapasitasnya 60 orang, jangan sampai ribut-ribut ternyata kebutuhannya kecil," ujarnya.

Hal ini, kata dia, perlu didiskusikan kembali antara semua pihak yang terlibat, termasuk Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian Pariwisata, dan Pemerintah Daerah yang dikoordinir oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Sementara itu Bupati Tana Toraja Nicodemus Biringkanae mengatakan Pemda Tana Toraja memiliki komitmen untuk mengembangkan wisata di Toraja.

"Toraja harus dikembangkan untuk menjadi wisata yang utama dan menjadi energi pariwisata di Sulsel," ucapnya.

Untuk itu, lanjutnya, pembangunan Bandara Buntu Kuni perlu menjadi prioritas.

"Pariwisata di Toraja tidak bisa berkembang tanpa Bandara Buntu Kuni, Tanah Toraja itu ada 9 destinasi wisata alam yang akan kita kembangkan, dan Toraja Utara itu ada 19 yang akan dikembangkan, tapi intinya adalah bandara, karena zamannya sekarang harus cepat," ucapnya.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024