Makassar (Antara Sulsel) - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar Ibarhim Saleh meminta Badan Usaha Lorong (BULo) bersama kelompok tani agar mempersiapkan pemasaran hasil panen cabai, setelah penanaman bibit tanaman pangan itu secara massal di sejumlah kecamatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan itu.

"Sekarang sudah terbentuk, ada BULo dan kelompok tani lorongnya (poktanrong) yang sudah melakukan penanaman massal bibit cabai. Pekerjaan selanjutnya bagaimana hasil panen nanti dipasarkan," ujar Ibrahim Saleh pada rapat koordinasi khusus (Rakrosus) yang dihadiri pejabat eselon II, III dan IV di Makassar, Kamis.

Dia mengatakan, melalui program BULo telah dilakukan penanaman bibit cabai di hampir semua lorong di 15 kecamatan di Kota Makassar pada bulan Januari 2017 dan diperkirakan tiga bulan ke depan sudah akan panen.

"Inilah yang harus kita pikirkan bersama. Tiga bulan kemudian semua petani lorong akan panen dan ke mana semua cabai itu akan dipasarkan," katanya dengan nada tanya.

Sementara itu Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal pada kesempatan itu memuji program BULo ini sebagai salah satu solusi yang tepat dalam menghadapi berbagai masalah ekonomi masyarakat.

Namun, lanjut Rizal, di sisi lain ada kekhawatiran yang bisa membuat semangat warga menurun jika hasil panen cabai itu tidak terakomodir oleh korporasi dan terserap ke masyarakat lain yang memang membutuhkan cabai.

"Jika model kerja sama pemasaran hasil panen belum ditetapkan justru mengakibatkan munculnya gejolak baru dalam masyarakat. Saya khawatir ini akan berdampak pada semangat petani lorong kita," katanya.

Deng Ical -- sapaan akrab Syamsu Rizal itu menyatakan sebelum program ini berjalan serempak seharusnya sudah ada kontrak kerja sama dengan perusahaan seperti PT Indofood dan perusahaan produk pangan lain.

"Kita seharusnya sudah memiliki kontrak dengan perusahan seperti Indofood agar produksi cabai ini tidak menimbulkan masalah baru dalam masyarakat pascapanen nanti," tuturnya.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto yang memimpin Rakorsu itu juga menyatakan sepakat dengan adanya kekhawatiran yang disampaikan oleh Wakil Wali Kora Makassar dan Sekda itu.

Danny -sapaan akrab Moh Ramdhan Pomanto-- menyatakan akan berusaha agar hasil panen cabai yang telah dikembangkan warga di lorong-lorong Kota Makassar itu bisa terserap di pasaran.

"Kita harus punya strategi, apa yang masih kurang harus disempurnakan termasuk memikirkan bagaimana pemasarannya dan jika terjadi `over suplay` atau `under suplay` bagaimana antisipasinya," ujarnya.

Sebelumnya pada 29 Januari 2017, ribuan warga di 153 kelurahan, Makassar melakukan penanaman cabai secara massal sesuai jadwal yang telah dipersiapkan oleh Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto sejak beberapa bulan lalu.

Ketua Tim Percepatan Program dan Kelompok Kerja (Timpro Pokja) Badan Usaha Lorong (BULo) Dr Sakka Pati mengatakan, penanaman bibit cabai sebanyak 10.600 pohon merupakan awal dari program percepatan menuju swasembada pangan.

"Ini adalah langkah awal dari program percepatan ekonomi kerakyatan di Makassar. Penanaman bibit cabai serempak di 153 kelurahan ini sebagai bentuk dari kesiapan kita menuju swasembada pangan," ujarnya.

Sakka Pati yang juga tenaga pengajar di Universitas Hasanuddin Makassar itu menyatakan jika penanaman cabai ini adalah bagian dari sub program Bulo, yang sudah mulai dijalankan sejak dua tahun lalu dengan nama lorong garden (Longgar).

"Selama dua tahun program ini tidak dilakukan secara massif karena hampir di setiap kelurahan hanya ada beberapa lorong yang jadi percontohannya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024