Makassar (Antara Sulsel) - Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto menerima aspirasi puluhan pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Kaki Lima Makassar Mal (Aspek 5) saat unjuk rasa di kantor balai kota setempat.

"Kita ini punya budaya `Sipakatau` (saling mengingatkan) dan `Sipakalebbi` (saling menghargai), jadi tidak usah demo-demo seperti itu," ujar Danny --sapaan akrab Ramdhan Pomanto-- di Makassar, Senin.

Dia mengatakan persoalan pasar Sentral Makassar Mal memang masih banyak yang perlu didiskusikan dengan semua pihak terkait agar tidak banyak yang merasa dirugikan.

Ia berharap, jika ada pihak-pihak yang merasa masih mengganjal soal pasar sentral, dirinya akan selalu siap untuk menerima aspirasi yang disampaikan oleh pedagang.

"Untuk pertemuan-pertemuan selanjutnya, tidak usah demo begini, cukup SMS (pesan singkat) saya atau telepon, pasti saya angkat. Atur jadwal saja, mau melalui persuratan atau tidak, pasti saya terima," katanya.

Meskipun sudah menerima para pedagang itu, ia belum mengambil keputusan dan meminta agar pertemuan diagendakan ulang keesokan harinya pada pagi hari di rumah jabatannya.

"Waktu yang paling tepat bertemu membahas pasar sentral adalah di pagi hari. Bagus kalau kita ketemu pagi-pagi sekitar jam 06.00 atau jam 07.00i, kan segar-segar pikiran kalau pagi," katanya.

Ketua Aspek 5 Basir mengatakan kalau harga "lods" untuk pedagang kaki lima dianggap sangat mahal, yakni ukuran 1 x 10 meter harganya berkisar Rp110 juta.

"Itulah kami sampaikan ke Pak Wali Kota kita, kalau bisa tolong dibantu. Bagaimana nanti keberadaan kami ini pedagang kaki lima di Sentral kalau harganya semahal itu," katanya.

Jika diperkenankan menempati "basement" lantai bawah di Pasar Sentral Makassar Mall, pihaknya akan merasa senang karena jika ditempatkan di lantai atas akan membuat susah pedang kaki lima dalam mendapatkan keuntungan.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024