Makassar (Antara Sulsel) - Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal MI mengapresiasi karya sineas lokal kota ini yang terus mengembangkan dan mengangkat kembali budaya Sulawesi Selatan dalam bentuk film seperti karya terbaru yakni "Silariang".

"Anak Makassar juga bisa berkompetisi dan tidak kalah kreatif dengan sineas nasional. Banyak potensi yang bisa kita manfaatkan dan film `Silariang` yang mengangkat budaya lokal ini akan kembali sukses," ujar Deng Ical -- sapaan akrab Syamsu Rizal di Makassar, Senin.

Dia mengatakan film Silariang yang telah mengangkat tema budaya lokal suku Bugis-Makassar sejak zaman dulu selalu menjadi perdebatan hingga saat ini.

Menurut dia melalui film, para sineas lokal Makassar berusaha mengangkat salah satu akar budaya Bugis-Makassar dan tentunya dengan pesan-pesan moral di dalam film tersebut.

"Kami sebagai warga Makassar bangga dengan hadirnya film "Silariang" ini. Film yang bertemakan budaya harus memang diangkat dengan diberi pesan moral agar pesan itu sampai kepada penonton," katanya.

Menurut orang nomor dua Makassar ini, dengan hadirnya film "Silariang" ini dapat menjadi pelajaran dengan memetik pesan moril akan arti pentingnya sebuah kehormatan

"Yang intinya adalah kehormatan itu harus dijaga sampai nyawa sekalipun taruhanya. Jadi kita tidak boleh buat malu keluarga ataupun bangsa kita," ucapnya.

Film "Silariang" atau Menggapai Keabadian Cinta yang ditulis dan disutradarai oleh Syahrir Arsyad (Rere Art2tonic) mengangkat potensi budaya lokal yang akan ditayangkan secara nasional pada 2 Maret 2017.

"Silariang yang diambil dari Bahasa Makassar yang artinya kawin lari ini, mencoba menjelaskan kepada masyarakat umum tentang konsep dan budaya `siri` bagi masyarakar Bugis - Makassar," katanya.

Syahrir yang akrab disapa Rere ini mengatakan, penegakkan komitmen dan harga diri menjadi hal utama di kalangan Bugis-Makassar. Hal itulah yang kemudian diangkat dalam mengusung Film "Silariang" dengan tujuan masyarakat dapat mengambil pelajaran positif dari cerita itu.

Pemeran utama yakni Cia (Dinda Surbakti) dan Ali (Jeyhan Kler) menjadi kunci cerita dari sepasangan sejoli yang harus menghadapi jalan terjal dalam menggapai cinta mereka. Remuk, rapuh mempertahankan kisah kasih yang dipenuhi cerita dendam masa silam.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024