Makassar (Antara Sulsel) - Sebanyak 3.000 bibit cabai telah disebar Kecamatan Panakkukang kepada warganya untuk dilakukan penanaman di lorong-lorong yang telah diberikan pendampingan.

"Kita ada program yang namanya BULo (Badan Usaha Lorong) dan program ini efektif berjalan di awal tahun ini dan masyarakat sangat menyambut baik programnya," ujar Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Minggu.

Ia mengatakan, bibit cabai yang telah disebar ke warga itu didisttribusikan langsung oleh Dinas Ketahanan Pangan Makassar melalui kecamatan untuk menyukseskan program tersebut.

Wali kota mengaku jika semua bibit cabai yang dibagikan kepada warga itu tidak sepenuhnya akan berhasil panen sesuai dengan jumlah yang disebar.

Namun dirinya berharap kepada semua warganya khususnya para kelompok tani lorong (poktanrong) agar bisa bersabar dalam mendampingi warga menjaga pohon cabai yang telah ditanam warga.

"Semua bibit cabai yang disebar dan ditanam itu pasti tidak akan panen semuanya, ada juga yang layu dan lainnya. Tapi intinya, harus tekun dan sabar. Insya Allah akan membuahkan hasil sesuai harapan," pungkasnya.

Danny -- sapaan akrab Ramdhan Pomanto itu punya harapan tinggi dalam program BULo yang dijalankannya itu yakni dengan menjadi sentra penghasil cabai di Indonesia.

Menurut dia, penanaman ini akan menjadi tradisi baru dengan memanfaatkan ruang kosong perkotaan menjadi lahan produktif. Penanaman massif juga telah dilakukan di 153 kelurahan dengan jumlah lorong menghampiri tujuh ribu.

"Pak menteri (Mentrri Pertanian) pernah menelepon saya melalui pak Wagub. Beliau (Menteri) pikir kita sudah panen. Insya Allah nanti bulan Juli menjadi primadona peringatan Hari Koperasi," ucapnya.

Danny berharap Presiden Joko Widodo melihat langsung panen cabai di Makassar sebagai jawaban untuk mengatasi laju inflasi, pemberdayaan masyarakat, gini rasio (gini ratio), pemberdayaan perempuan, lingkungan hijau, serta masalah pendidikan.

Ketua Timpro Pokja Bulo Sakka Pati menyampaikan program Bulo ini mendorong percepatan perekonomian warga lorong dengan budi daya tanaman cabai.

"Setiap kelompok tani di lorong menanam 1.500 bibit cabai," ucap Sakka Pati yang juga pengajar dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Menurut Sakka, mayoritas warga yang tidak terbiasa bertani diikkutkan dalam lokakarya mekanisme budi daya cabai mulai dari pembenihan, penyemaian, pemeliharaan, dan pendampingan.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024