Makassar (Antara Sulsel) - Wilayah aktivitas keagamaan Tarekat Khalwatiyah, di Dusun Pate`ne, Desa Temmapaduae, Kecamatan Marrusu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, terancam terkena penggusuran karena masuk dalam kawasan pembebasan lahan proyek rel kereta api oleh Kementerian Perhubungan.

"Saya sudah berkunjung kesana, katanya ada masalah besar, sebab di kawasan itu akan digusur untuk pembangunan rel kereta api. Tentu ini menjadi perhatian serius," kata Ketua DPD I Golkar Sulsel Nurdin Halid di Makassar, Rabu.

Menurut dia, berdasarkan keterangan yang dihimpun, tidak hanya pemukiman penduduk, sejumlah situs sejarah bangunan yang dianggap sakral oleh pengikut Tarekat Khalwatiyah akan dirobohkan, sehingga perlu dicarikan jalan keluar.

Selain itu, pada persoalan ini, kata dia, tentunya tidak lepas dari peran Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan untuk diajak berdialog mencari jalan keluarnya.

"Pasti semua ada solusinya, kami akan konsultasikan dengan Dirjen Kementerian Perhubungan agar tetap menjaga kearifan lokal dan warisan leluhur termasuk situs-situs yang ada di sekitarnya," sebut Nurdin yang kini berstatus Bakal Calon Gubernur Sulsel.

Kedatangannya ke wilayah Tarekat Khalwatiyah bersama Fraksi Golkar DPRD Sulsel serta Ketua DPRD Sulsel HM Roem selain meminta doa restu, sekaligus untuk melihat serta memastikan keluhan jamaah apakah benar akan terjadi penggusuran di wilayah tersebut.

"Masih ada jalan, dan semua itu bisa berubah jalurnya agar tidak sampai kena di kawasan ini. Pak Camat dan tokoh masyarakat sudah membicarakan semua soal ini. Mudah-mudahan semua urusan bisa berjalan lancar," tambah mantan Ketua PSSI itu.

Sementara Ketua DPRD Sulsel HM Roem pada kesempatan itu meminta jamaah dan pimpinan Tarekat Khalwatiyah bersurat ke Bupati Maros, dan ke Komisi D Bidang Pembangunan DPRD Sulsel untuk meminta pertimbangan atas penggunaan lahan berada di kawasan strategis keagamaan dan budaya.

"Surat segera dibuat dan tujukan kepada Bupati dan Komisi D DPRD Sulsel, nanti kita bicarakan selanjutnya di Balai Kereta kantor Dirjen Perhubungan untuk dipertimbangkan merubah rute lahan rel kereta api," katanya.

Sedangkan pimpinan Tarekat Khalwatiyah, Mursyid Khalwatiyah Syekh Yusuf Al Makassar, Syekh Sayyid Habib A Rahim Assegaf Puang Makka pada pertemuan itu sempat menujukkan peta kawasan, disitu ada bangunan bersejarah, serta aula yang sering digunakan jamaah beraktivitas ibadah.

Selain itu masih ada peninggalan dan bangunan kerajaan Bola Loppoe masuk dalam kawasan yang terancam digusur itu untuk dijadikan jalur rel kereta api dengan lebar hingga 100 meter.

"Mudah-mudah dengan jalan ini bisa terhindarkan, karena di sinilah tempat para jamaah untuk melaksanakan ibadahnya. Kami berharap semoga ini jalan keluarnya," harap Puang Makka disaat pertemuan itu.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024