Makassar (Antara Sulsel) - Perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) secara kuantitas tercatat paling banyak di antara keseluruhan perguruan tinggi swasta (PTS) dibawah koordinasi Kopertis Wilayah IX Sulawesi, namun secara daya saing masih rendah sehingga perlu didorong agar lebih baik.

"Jumlahnya PTM yakni 9,13 persen namun dari sisi daya saing institusi, kuantitas dan kualitas dosen (aspek intangible assets atau intellectual capital, dan aspek kinerja) tergolong masih rendah," kata Sekretaris Unit Penjaminan Mutu (UPM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr Edi Jusriadi di Makassar, Sabtu.

Ia menjelaskan, melihat kondisi yang terjadi maka tantangan yang dihadapi perguruan tinggi Muhammadiyah di Sulawesi Selatan, yaitu daya saing, kualitas tata kelola institusi, serta permasalahan kualitas sumber daya manusia dan proses akademik.

Dari sisi daya saing institusi, mengutip data yang dirilis kombinasi hasil penilaian QS World University Rankings (QS.World), Webometrics Ranking of World Universities, dan BAN-PT untuk level regional, Edi menyebut hanya Unismuh Makassar yang masuk 20 perguruan tinggi terbaik di Indonesia bagian timur.

"Yakni berada pada peringkat 12 Provinsi, peringkat 257 Nasional, peringkat 15.801 Dunia, dengan akreditasi institusi B," katanya.

Untuk peningkatan kualitas dosen, tata kelola institusi, dan daya saing PTM, dia menyarankan perlunya pengembangan dan peningkatan intellectual capital (modal intelektual) melalui proses pendidikan formal, pendidikan non-formal, dan pendidikan nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.

Intellectual capital yaitu kompetensi yang dimiliki seorang dosen, baik kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, maupun kompetensi kepribadian yang dapat menunjang pelaksanaan tridharma atau caturdharma perguruan tinggi Muhammadiyah, jelas Edi.

Pengembangan intellectual capital, katanya, perlu dipahami secara bersama sebagai bagian dari investasi organisasi yang bersifat jangka panjang, sehingga dibutuhkan political will and policy (kemauan politik dan kebijakan) dari para pimpinan PTM di Sulawesi Selatan.

Tata kelola sumber daya manusia di PTM, perlu mendapat perhatian serius dari pimpinan, karena tuntutan pemerintah dan stakeholder akan pendidikan yang berkualitas, akan menjadi ancaman bagi PTM apabila tidak melalukan perbaikan mutu sejak dini.

Khususnya, lanjut dia, terkait kualitas dosen, mulai dari jenjang pendidikan, jabatan fungsional, sertifikasi, hingga kegiatan tridharma.

"Tetapi juga akan menjadi peluang yang strategis bagi perguruan tinggi Muhammadiyah apabila tata kelola sumber daya manusia dosen ini mampu diatasi secara cepat," tegas Edi yang meraih gelar doktor dalam bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, di Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya, 23 Februari 2017 tersebut.

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024