Makassar (Antara Sulsel) - Presiden RI Jokowi mengatakan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) adalah salah satu provinsi yang mampu menjadi lokomotif penggerak pertumbuhan ekonomi di Pulau Sulawesi dan bahkan di kawasan Timur Indonesia (KTI).

"Sulsel adalah lokomotif bagi wilayah Indonesia Timur, progres pertumbuhan ekonomi Sulsel stabil dan menggembirakan," kata Jokowi dalam Rapat Terbatas tentang Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas di Provinsi Sulawesi Selatan yang digelar di Kantor Kepresidenan Jakarta, Selasa, sebagaimana dikutip dari Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Sulsel, Selasa.

Sebagai contoh, kata Jokowi, di tahun 2016, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan 7,41 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Jokowi juga menyebutkan Sulsel merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tinggi di Indonesia.

"Hampir separuh atau sekitar 49,6 persen, perekonomian di Pulau Sulawesi terletak di Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Selatan juga menjadi simpul utama konektivitas yang menghubungkan antar daerah di Indonesia Timur," kata Jokowi.

Presiden meyakini Sulsel bisa tumbuh lebih cepat lagi dengan fokus kepada pengembangan sektor pertanian dan perikanan, sektor pengolahan dan perdagangan.

Hal ini sesuai data yang diperoleh Presiden, dimana menunjukkan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan terutama tanaman pangan masih merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian Sulawesi Selatan, dengan kontribusi sebesar 23,29 persen.

Sejak dulu sektor pertanian merupakan sektor andalan Sulsel. Bahkan melalui sektor ini, Sulsel "memberi makan" daerah lainnya di Indonesia.

Untuk itu, Presiden Jokowi meminta agar pengembangan sektor pertanian terus betul-betul diperhatikan karena sektor ini bukan saja menyerap banyak tenaga kerja, tetapi bisa menjadi pintu masuk untuk menyejahterakan rakyat, utamanya para petani.

"Hal ini selalu saya tekankan, karena kita ingin perekonomian bisa tumbuh secara berkualitas, dimana pertumbuhan itu bisa berkontribusi pada pengurangan kemiskinan dan memperkecil ketimpangan pendapatan," kata Presiden.

Presiden Jokowi juga meminta infrastruktur pendukung, seperti bendungan dan saluran irigasi harus dipersiapkan dengan baik. Hal tersebut untuk menopang pertumbuhan sektor pertanian.

Selain itu, akses permodalan melalui skema KUR (Kredit Usaha Rakyat) juga harus dimaksimalkan, pengembangan industri pengolahan yang berkaitan dengan kesiapan tenaga listrik, suplai air baku, hingga infrastruktur jalan transportasi, termasuk kereta api dan pelabuhan yang harus disiapkan.

Terkait Pelabuhan dan kereta api, di Sulsel saat ini memang sedang dibangun. Untuk tahap awal dilakukan pembangunan jalur kota Makassar ke kota Pare-Pare yang rencananya sudah dapat digunakan pada April 2018.

Sementara itu, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dalam sambutannya mendukung dan mengapresiasi program dan capaian pemerintah Sulsel.

"Jika pertumbuhan ekonomi yang ada di daerah lain macet di mana-mana, Sulsel tidak. Bisa terlihat dari jalur kereta api harus sampai ke Kabupaten Barru, Pangkep dan Maros yang akan diselesaikan tahun 2018. Selain itu, ada tiga industri besar yang akan melalui tiga kabupaten ini." beber Jusuf Kalla.

Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan rapat terbatas ini mempresentasikan tentang progres pembangunan infrastruktur.

"Beberapa pembangunan di Sulsel antara lain, Makassar New Port, Empat bendungan yang sementara di bangun, pengembangan Airport Sultan Hasanuddin dan jalan Outer Ring Road Mamminasata," sebut Syahrul.

Selain Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, rapat terbatas juga dihadiri oleh Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Mensesneg Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Selain itu juga hadir Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menkominfo Rudiantara, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Perhubungan Budi K. Sumadi, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024