Kupang (Antara Sulsel) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Timur mengutuk aksi pemboman yang dilakukan oleh dua pelaku tak dikenal di Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Rabu (24/5) malam.

"Kami MUI NTT dengan tegas menyatakan mengutuk aksi pemboman semalam yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa orang-orang tak bersalah," kata Ketua MUI NTT Abdul Kadir Makarim di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan hingga saat ini motif dari pemboman tersebut belum diketahui namun menurutnya aksi yang dilakukan tersebut bukan merupakan hal yang terpuji apalagi banyak korban jiwa yang berjatuhan.

Abdul menjelaskan dalam agama Islam aksi pemboman yang berujung pada bunuh diri itu sangat dilarang oleh Islam karena perbuatan Itu adalah dosa yang membawa si pembuat bom bunuh diri masuk neraka.

"Islam tidak mengajarkan bom bunuh diri atau aksi pemboman yang berujung pada banyaknya korban jiwa itu adalah perbuatan terpuji. Tidak masuk surga tetapi justru akan masuk neraka," tegasnya.

Oleh karena itu, ia mengharapkan agar pihak kepolisian bisa segera mengusut kasus tersebut, sehingga tidak terjadi lagi kasus yang sama.

"Kalau usut keberadaan teroris saja bisa maka kasus bom bunuh diri ini juga harus segera diusut sehingga bisa segera diketahui motifnya," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Larantuka Romo Gerardus Duka, Pr. Menurutnya perbuatan membunuh adalah perbuatan yang dilarang oleh semua agama di Indonesia.

"Kita di Katolik juga tidak pernah mengajarkan untuk saling membunuh. Hukum cinta kasih, saling mengasihi, membantu dan melayani adalah perbuatan yang diajarkan oleh gereja-gereja dan agama lainnya," tuturnya.

Ia juga meminta menjelang Ramadhan pihak kepolisian dan masyarakat hendaknya saling membantu menjaga keamanan di wilayahnya masing-masing agar keamanan tetap terjaga apalagi saat perayaan hari raya besarnya umat Islam yakni Ramadhan. 

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024