Makassar (Antara Sulsel) - Buku Ramadan Usah Kau Pergi karya penulis legislator DPRD Sulawesi Selatan asal Partai Nasdem, Arum Spink dibedah sebelum diluncurkan ke publik.

"Dalam buku ini menceritakan sejumlah perilaku orang-orang yang diteliti penulis selama ramadan, dan banyak hal positif yang bisa diambil hikmahnya dari tulisan ini," sebut Akademisi dari UIN Alauddin, Moch Sabri AR dalam diskusi dirangkaikan bedah buku di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.

Sementara praktisi media Arief Saleh serta pernah berkecimpung di dunia jurnalis pada kesempatan itu mengatakan dalam buku banyak diceritakan tentang pengalaman penulis saat berjalannya bulan suci dan setelah berlalunya Ramadhan.

Dirinya juga mengapresiasi karya penulis yang mampu menjadikan pengalamannya menjadi tulisan, meski sederhana namun makna sarat akan perilaku manusia takkala menghadapi bulan puasa.

"Sehebat apapun orang, sebaik-baiknya beretorika, tetapi tidak mampu menuangkan gagasan dan idenya untuk menulis, sama saja tidak mampu mengantualisasikan dirinya. Tentu gagasan serta ide dituangkan penulis dalam buku ini membuktikan eksistensinya," papar dia dihadapan puluhan mahasiswa di tempat itu.

Sementara rekan sesama anggota DPRD Sulsel Wawan Mattaliu yang juga pernah berprofesi menjadi jurnalis itu mengemukakan, buku yang mengulas tentang ramadan dengan judul `Usah Kau Pergi` adalah bentuk khiasan dan fenomena yang terjadi setiap tahun.

"Tulisan dalam buku ini jelas menyindir kita, jika seandainya ramadan sudah pergi maka kita akan kembali beraktivitas seperti biasa tanpa mengambil hikmah ditinggal pergi bulan suci," tambah wawan.

Sedangkan penulis buku tersebut, Arum Spink, menjelaskan, buku ini ditulis berdasarkan pengalaman dan situasi yang dialami saat ramadan tahun lalu. Buku itu menuturkan pengalamannya selama berdakwa menjadi penceramah baik melalui mimbar maupun melalui tulisannya.

"Pesan-pesan kebijakan ini coba saya tuangkan dalam bentuk tulisan. Karena melalui fenomena ramadan dari sisi keagamaan hingga berakhirnya ramadan apakah ada hikmah yang dipetik, saya berharap tulisan ini bisa menggiring opini pembacanya," kata mantan Ketua KPU Bulukumba ini.

Alumnus Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Makassar tersebut mengemukakan, Ramadan Usah Kau Pergi adalah bentuk penegasan bahwa jikalau ramadan usai maka orang-orang akan kembali kepada aktivitas masing-masing. Masjid tadinya membeludak dipenuhi jamaah, tetapi bila usai maka jamaah masjid berkurang dan masjid kembali sepi.

Selain itu, pria kelahiran Bulukumba, 25 Januari 1978 ini mengungkapkan, kendati dirinya berasal dari Partai Politik dan kini membawa amanahkan rakyat menjadi dewan, dakwah maupun siar agama tidak dilepaskannya bahkan menjadi jembatan menyiarkan ajaran islam hingga menjadi inspirasi.

Saat ditanyakan kapan peluncuran buku tersebut dilaksanakan, kata alumnus Fakultas Syariah IAIN Alauddin Makassar menyatakan, masih akan direvisi dulu sebab, kebanyakan isinya diambil dari ramadan tahun lalu, kemudian akan dikombainkan dengan perjalanan ramadan di tahun ini.

"Buku ini masih akan diperbaiki lebih matang, rencananya akan dicetak 10 ribu eksampelar. Dalam waktu dekat kita luncurkan. Seluruh hasil penjualan buku-buku ini akan disumbangkan ke Pesantren Gombara Makassar, Darul Istiqamah Syiar Bulukumba dan Babul Khair Sinjai, selebihnya di panti asuhan," ucapnya.

Diketahui, buku Ramadan Usah Kau Pergi adalah buku keempat yang ditulisnya, pria dua anak ini sebelumnya menerbitkan karya tulis lain yakni Pemilu dalam Tinjauan Hukum Islam pada 2004, Dipersimpangan Menuju Tuhan pada 2010 dan Harga Untuk Sebuah Tepuk Tangan pada 2012.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024