Makassar (Antara Sulsel) - Lembaga Survei Poltracking Indonesia mengklaim hasil survei simulasi yang dilakukan terhadap sejumlah Bakal Calon Gubernur Sulawesi Selatan adalah akurat.

"Survei kami akurat, kredibel dan bisa Dipertanggungjawabkan ," tegas Manager riset Poltracking Indonesia, Ali Rif`an menanggapi adanya tudingan permainan menaikkan elektabilitas salah satu Bakal Calon di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Menurutnya, Lembaga Poltracking Indonesia berusaha dengan keras membangun, mempertahankan, dan mempersembahkan karya-karya akademis dengan kualitas tinggi dalam semua aspek kegiatannya utamanya dalam pemuatan data untuk dikelola menjadi hasil.

"Selama ini kami berusaha keras membangun, mempertahankan, dan mempersembahkan karya-karya akademis berkualitas tinggi. Kami selalu berusaha menghadirkan data yang akurat, kredibel dan kompeten, sesuai dengan tagline kami," ucap dia.

Dirinya menyebut kredibilitas dan independensi lembaga servei yang dipimpin Hanta Yuda AR itu, sudah teruji sejak Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu. Quick count Poltracking paling presisi hasilnya mendekati hasil rekapitulasi KPU.

Bahkan, lanjut Ali, pada Februari 2017 , Indonesia Watch for Democracy (IWD) menyatakan Poltracking Indonesia masuk dalam tiga lembaga survei paling akurat di Indonesia.

"Terkait kredibilitas dan independensi, kami sangat menjunjung tinggi. Poltracking punya rekam jejak. Ini bisa dibuka pada hasil quick count Pilpres 2014 lalu ataupun hasil sejumlah survei pilkada," paparnya.

Sementara mengenai infrastruktur SDM survei, Poltracking memiliki peneliti area (Koordinator Wilayah) di setiap provinsi dan jaringan surveyor di seluruh Indonesia.

Poltracking selalu melaksanakan survei secara mandiri dengan jaringan surveyornya dan tidak pernah melakukan sub-kontrak dengan lembaga lain.

"Kalau ada pihak yang mengganggap Poltracking melakukan survei sub-kontrak dengan lembaga lain, ditegaskan itu tidak benar. Bila ada kandidat merasa kecewa dengan hasil survei, karena elektabilitas rendah, seharusnya berterima kasih sebab itulah data apa adanya. Data ini kan bisa digunakan sebagai bahan evaluasi, tutup Ali.

Sebelumnya, Poltracking merilis hasil survei simulasi awal empat besar elektabilitas Bacagub Sulsel dari 27 Bacalon yang disurvei untuk Pilkada 2018. Salah satu nama paling mencuat adalah Nurdin Abdullah berada diposisi pertama dengan perolehan 17, 40 persen, disusul diurutan kedua nama Ichsan Yasin Limpo dengan 14,69 persen.

Diurutan ketiga ada Nurdin Halid dengan perolehan 13,27 persen dan diurutan keempat, Agus Arifin Nu`mang perolehan 11,21 persen. Sementara lainnya ada nama La Tinro La Tunrung, 2,84 persen dan nama Abdul Rivai Ras hanya meraih elektabilitas diurutan ke 7 dengan perolehan survei 2.19 persen. Dan tidak tahu 43,43 persen.

Survei ini menggunakan metode Stratified Multistage Random Sampling, dilaksanakan mula 18-24 Mei 2017 menggunakan 800 responden dengan penerapamn margin error 3,5 persen.

Hasil ini pun tidak diterima Juru Bicara Bacagub Sulsel, Abdul Rivai Ras, yakni Achmad Shabir. Ahmad menuding Poltracking diduga telah teken kontrak survei dengan salah satu bakal calon yang masuk dalam 4 besar survei tersebut.

"Mana ada lembaga survei yang mengekspos hasil risetnya kalau yang memesan survei itu tidak mumpuni elektabilasnya, dan pasti akan menempatkan pesaingnya untuk tidak lebih unggul dibanding sang pemesan," sesal pria disapa akrab Abe itu.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024