Waetabula (Antara Sulsel)- Presiden Joko Widodo mengimbau Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah di daratan Pulau Sumba untuk menjaga kebudayaan di pulau itu sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara dan domestik.

         "Saya minta keberagaman ini dijaga. Saya minta supaya festival tenun ikat dan parade kuda sandelwood ini tetap dijaga karena hal ini menjadi satu keunikan tersendiri bagi Pulau Sumba," katanya kepada wartawan di Waetabula, Ibu Kota Sumba Barat Daya, Rabu.

         Menurutnya untuk menjaga hal tersebut Pemerintah daerah harus mengelolanya sehingga nantinya dapat memberikan pemasukan bagi Pemerintah serta masyarakat di daerah itu.

         Orang nomor satu di Indonesia ini juga mengatakan, Pemerintah harus gencar untuk mempromosikan budaya serta Pariwisata yang ada di Sumba ini melalui berbagai media, baik media sosial, media elektronik, fotografer-fotografer serta blogger sehingga keunikan Sumba bisa semakin dikenal.

         Iapun mengaku kedatangannya ke Sumba adalah untuk melihat langsung bagaimana itu jenis kuda Sumba yang dinamakan Sandelwood, kemudian juga ingin mengetahui seperti apa itu jenis kain tenun ikat Sumba.

         "Sejujurnya, kedatangan saya ke Sumba inilah hanya ingin mengetahui yang namanya kuda Sandelwood itu seperti apa, kemudian tenun-tenun yang ada di Sumba ini seperti apa. Sebab ini adalah sebuah kekayaan kita yang harus kita rawat," tambahnya.

         Lebih lanjut ia mengatakan, Festival Sandelwood dan kain tenun ikat Sumba, adalah contoh nyata bagaimana alam memberikan kepada masyarakat Sumba budaya lokal yang bisa dijadikan, sebagai sebuah unggulan Pariwisata di Indonesia.

         "Parade sandelwood dan festival tenun ikat jangan sampai hanya seperti kembang api saja, yang menyala dan indah kemudian kembali redup. Oleh karena itu kegiatan ini harus terus dilakukan, setiap tahunnya," tambahnya.

         Menurutnya Pemerintah daerah harus memikirkan apa yang dapat dilakukan untuk mempertahankan budaya tersebut agar dapat terus menarik banyak minat wisatawan.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024