Makassar (Antara Sulsel) - Presiden  Joko Widodo meminta Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui koperasi agar bisa lebih baik dari negara lain.

"Berkaitan dengan koperasi yang ada, saya melihat banyak koperasi yang baik bisa dijadikan model percontohan," kata Presiden saat membuka Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke 70, tahun 2017 di Lapangan Karebosi Makassar, Rabu.

Dirinya menyebutkan ada beberapa koperasi yang sukses mengelola keuangannya, seperti KUD Batas Tabanan, Koperasi Kredit Preginium Mandiri, Koperasi Kospin Jasa, perputaran uangnya sudah mencapai Rp5 triliun sampai saat ini. Begitu juga Koperasi Sidogiri Jawa Timur perputaran dananya sudah mencapai Rp18 triliun.

"Ini koperasi yang bisa kita contoh. Saya titip kepada Menteri Koperasi, Dekopin contoh koperasi ini kita fotocopy kepada koperasi lain bagaimana mereka bisa mencapai omzet dan perputaran uang seperti itu. Ajak Koperasi-koperasi lain melihat contoh yang betul perputaran uangnya," pinta dia.

Jokowi mengemukakan, kalau ada koporasi besar, koperasi juga harus besar dan bisa menyamai swasta dengan mengajak pelaku koperasi melihat contoh yang sukses, mencontoh keberhasilan koperasi bagaimana mengelola usaha, kredit dan uangnya.

Kendati demikian, lanjut Mantan Gubenur DKI Jakarta itu, pemerintah telah memberikan kesempatan kepada koperasi untuk ikut menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) dan telah menekan bunga dari 22 persen di tahun lalu, kini menjadi sembilan persen dengan subsidi dari APBN, dan tahun depan akan diturunkan lagi menjadi tujuh persen.

"Di hari koperasi ke 70 ini, saya mengajak kepada seluruh pelaku koperasi Indonesia untuk meneguh, menggelora kembali semangat gerakan dan semangat reformasi koperasi. Dengan perubahan global yang begitu pesatnya kita bisa ikut berkompetisi, bersaing dengan perusahaan swasta, koorporasi dan BUMN karena kesempatan itu ada di depan mata kita," ujarnya.

Selain itu, kata Jokowi, adalah semangat menjadikan koperasi sebagai kekuatan bersama, kekuatan gotong royong yang mampu bersaing serta cepat beradaptasi dengan perkembangan jaman, sebab perubahan global sangat cepat sekali, bila itu diikuti secara detail.

"Dulu pembayaran dengan uang cash, sekarang dengan kartu kredit. Tetapi di negara lain juga berubah membayar dengan cara lain tanpa kartu, tapi melalui ponsel. Perubahan itu harusnya diikuti masyarakat koperasi agar tidak tertinggal," harapnya.

Jokowi menambahkan, dibutuhkan kecepatan, kegesitan dan inovasi, karena sekarang ini, negara besar tidak lagi mengalahkan negara kecil, dan bukan lagi negara kaya mengalahkan negara miskin, tetapi negara cepat mengalahkan negara lamban.

Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga pada kesempatan itu menuturkan gerakan koperasi kewirausahaan rasio pada 2013 mencapai 1,55 persen dan pada 2016 naik dua kali lipat menjadi 3,01 persen selama dua tahun setengah.

Meskipun masih jauh dari Singapura lima persen dan Malaysia enam persen, namun minimal ada peningkatan. Gerakan reformasi koperasi sudah kita lakukan dengan melakukan penghapusan sebanyak 43 ribu koperasi sakit. Sisanya masih ada 152 koperasi, setengahnya 76 ribu sehat, setengahnya lagi masih sakit.

"Inilah tantangan ke depan bagi Koperasi, pembinaan koperasi di tingkat provinsi dan kabupaten kota akan terus dilakukan, bagi koperasi yang sehat akan dimasukkan dalam data base, sedangkan yang sakit akan di hapus guna menuju koperasi berkualitas," tambahnya.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024