Makassar (Antara Sulsel) - Kelompok Tani Lorong (Poktanrong) Kota Makassar yang telah terbentuk di seluruh kelurahan di kota ini mulai memanen tanaman cabai sebanyak 3.150 pohon.

"Umumnya cabai yang ditanam oleh warga dan kelompok tani lorong itu sudah dipanen sekali dan beberapa bulan lagi akan panen lagi," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Makassar Sri Sulsilawati, di Makassar, Senin.

Ia menyatakan, umumnya cabai yang telah dipanen selama hampir dua bulan terakhir itu adalah pohon cabai yang ditanam warga dengan cara swadaya.

Sri membantah jika cabai yang dipanen warga dan Poktanrong itu adalah cabai hasil bantuan dari pemerintah kota melalui Dinas Ketahanan Pangan.

Dia menyebutkan cabai yang dipanen warga itu hanya menghasilkan 70 kilogram (kg), karena dari setiap pohon hanya mampu menghasilkan 200 gram cabai.

"Yang panen saat ini rata-rata sudah menghasilkan sekitar 200 gram per pohon, satu kali panen. Saat ini ada yang dua kali dan ada juga baru satu kali panen," katanya lagi.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal memuji Program Badan Usaha Lorong (BULo) sebagai salah satu solusi yang tepat dalam menghadapi berbagai masalah ekonomi masyarakat.

Namun, lanjut Rizal, pada sisi lain ada kekhawatiran yang bisa membuat semangat warga menurun jika hasil panen cabai itu tidak terakomodir oleh korporasi dan terserap ke masyarakat lain yang memang membutuhkan cabai.

"Jika model kerja sama pemasaran hasil panen belum ditetapkan justru mengakibatkan muncul gejolak baru dalam masyarakat. Saya khawatir ini akan berdampak pada semangat petani lorong," katanya.

Deng Ical, sapaan akrab Syamsu Rizal, menyatakan sebelum program ini berjalan serempak seharusnya sudah ada kontrak kerja sama dengan perusahaan seperti PT Indofood dan perusahaan produk pangan lain.

"Kita seharusnya sudah memiliki kontrak dengan perusahan seperti Indofood, agar produksi cabai ini tidak menimbulkan masalah baru dalam masyarakat pascapanen nanti," kata dia pula.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024