Makassar (Antara Sulsel) - Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sulawesi Selatan pada triwulan II-2017 berdasarkan harga dasar berlaku mencapai Rp103,59 miliar.
"Untuk PDRB Sulsel berdasarkan harga konstan di tahun 2010 mencapai Rp71,915 miliar. Sedangkan yang Rp103,59 miliar itu berdasarkan harga berlaku," ujar Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Badan Pusat Statistis (BPS) Sulsel Didik Nursetyohadi di Makassar, Senin.
Ia mengatakan, PDRB Sulsel triwulan II yang diukur berdasarkan harga berlaku ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan I-2017 yang mencapai Rp97,49 miliar. Begitu juga jika dengan menggunakan harga konstan yang meningkat dari Rp67,87 miliar menjadi Rp71,915 miliar.
Didik juga menilai bahwa kinerja ekonomi Sulsel hingga pertengahan 2017 mulai pulih dari goncangan ekonomi global, mengingat di tahun lalu mengalami pelemahan seiring dengan kondisi perdagangan internasional yang masih dibayang-bayangi situasi tidak menentu.
Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi triwulan II ini jika dilihat secara tahunan atau year on year (yoy) tumbuh 6,63 persen. Pertumbuhan tertinggi itu terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,04 persen.
Kemudian diikuti lapangan usaha jasa lainnya sebesar 10,65 persen, serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan pertumbuhan yang mencapai 10,25 persen.
Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan yang tercatat sebesar 3,54 persen diikuti dengan lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 3,50 persen, bahkan untuk lapangan usaha administrasi pemerintah, pertahanan dan sosial wajib mengalami kontraksi atau peprtumbuhan negatif sebesar -0,06 persen.
"Dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Sulsel secara year on year, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran seperti reparasi mobil dan sepeda motor memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sekitar 1,45 persen kemudian diikuti lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 0,99 persen," katanya.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Sulsel pada semester I-2017 ini dibanding semester I-2016 (c-to-c) juga tumbuh 7,06 persen. Pertumbuhan semester I-2017 dibandingkan semester I-2016 sedikit mengalami perlambatan dan tercatat pertumbuhannya mencapai 7,66 persen.
"Untuk PDRB Sulsel berdasarkan harga konstan di tahun 2010 mencapai Rp71,915 miliar. Sedangkan yang Rp103,59 miliar itu berdasarkan harga berlaku," ujar Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Badan Pusat Statistis (BPS) Sulsel Didik Nursetyohadi di Makassar, Senin.
Ia mengatakan, PDRB Sulsel triwulan II yang diukur berdasarkan harga berlaku ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan I-2017 yang mencapai Rp97,49 miliar. Begitu juga jika dengan menggunakan harga konstan yang meningkat dari Rp67,87 miliar menjadi Rp71,915 miliar.
Didik juga menilai bahwa kinerja ekonomi Sulsel hingga pertengahan 2017 mulai pulih dari goncangan ekonomi global, mengingat di tahun lalu mengalami pelemahan seiring dengan kondisi perdagangan internasional yang masih dibayang-bayangi situasi tidak menentu.
Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi triwulan II ini jika dilihat secara tahunan atau year on year (yoy) tumbuh 6,63 persen. Pertumbuhan tertinggi itu terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,04 persen.
Kemudian diikuti lapangan usaha jasa lainnya sebesar 10,65 persen, serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan pertumbuhan yang mencapai 10,25 persen.
Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan yang tercatat sebesar 3,54 persen diikuti dengan lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 3,50 persen, bahkan untuk lapangan usaha administrasi pemerintah, pertahanan dan sosial wajib mengalami kontraksi atau peprtumbuhan negatif sebesar -0,06 persen.
"Dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Sulsel secara year on year, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran seperti reparasi mobil dan sepeda motor memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sekitar 1,45 persen kemudian diikuti lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 0,99 persen," katanya.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Sulsel pada semester I-2017 ini dibanding semester I-2016 (c-to-c) juga tumbuh 7,06 persen. Pertumbuhan semester I-2017 dibandingkan semester I-2016 sedikit mengalami perlambatan dan tercatat pertumbuhannya mencapai 7,66 persen.