Makassar (Antara Sulsel) - Dinas Perhubungan Kota Makassar bersama Pemerintah Pusat mulai merancang rekayasa jalan untuk mengatur arus lalulintas (Lalin) yang diprediksi menimbulkan kemacetan saat pembangunan Tol Layang menghubungkan jalan Tol ke jalan Andi Pangeran Pettarani Makassar, Sulawesi Selatan.

"Sementara ini kita masih mulai merancang, untuk konsep rekayasa lalin sementara dirumuskan dan telah dibicarakan dalam rapat bersama pihak Kementerian Perhubungan dan Balai Besar Jalan Nasional," kata Kepala Dishub Makassar Mario Said, Senin.

Rencanya pemberlakuan rekayasa lalulitas tersebut nantinya akan meminimalisir tingkat kemacetan karena pembanguna jalan tol layang ini berada ditengah-tengah jalan protokol setempat.

Meski demikian jalan Andi Pangeran Pettarani merupakan jalan nasional dan menjadi kewenangan pemerintah pusat, namun pihaknya bersama balai dan pihak terkait akan berkomitmen untuk mendukung pembangunan jalan tol layang dalam kota itu.

"Tentu dengan berkoordinasi kami akan turun secara bersama-sama bagaimana jalan terbaik dalam melakukan rekayasa jalan agar semua tidak terganggu saat pembangunan jalan tol layang ini berlangsung," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mochamad Basoeki Hadimoeljono melakukan "groundbreaking" atau peresmian dimulainya pembangunan tol layang di jalan Andi Pangeran Pettarani di Makassar.

"Segera laksanakan pengerjaannya, dan karena ini dilakukan di atas badan jalan yang sibuk maka harus dikerjakan siang malam, minimal dua shift," kata Basoeki dalam sambutannya pada seremonial "groundbreaking", pada Kamis 19 Oktober 2017..

Dirinya bahkan mengingatkan agar pengerjaan pembangunan jalan tol tersebut tetap berjalan pada hari Sabtu dan Minggu. "Intinya bagaimana agar bisa selesai secepat mungkin," kata dia menegaskan.

Direktur Utama PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) Anwar Toha mengatakan pelaksanaan "groundbreaking" tersebut menandai dimulainya pembangunan jalan, sebagai penambahan lingkup Jalan Tol Ujung Pandang Seksi 3 (Jalan Tol Layang AP. Pettarani) yang dibangun di atas jalan nasional.

Jalan Tol sepanjang 4,3 kilometer ini, kata dia, juga merupakan kontribusi BMN dalam mengurai kemacetan di kota Makassar. Sejak awal perencanaan proyek, kata dia, pihaknya terus menginisiasi studi untuk mencari solusi terbaik dalam mengurai kemacetan lalu lintas di Kota Makassar.

Rencananya, jalan tol layang yang memiliki panjang 4,3 kilometer dengan nilai investasi lebih dari Rp2 triliun ini, dibangun enam bulan pasca pelaksanaan groundbreaking. Dengan menggunakan desain kantilever.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024