Ternate (Antara Sulsel) - Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, akan menjadikan wilayah Tosa di Kecamatan Oba Selatan sebagai sentra pengembangan padi dan sapi potong.
Kepala Dinas Pertanian Tidore Kepulauan Imran Yasin di Ternate, Selasa, mengatakan di wilayah Tosa terdapat ribuan hektare lahan potensial untuk pengembangan padi baik padi sawah maupun padi gogo yang sebagian di antaranya telah dimanfaatkan masyarakat setempat.
Di wilayah Tosa juga terdapat banyak lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan ternak sapi potong, di antaranya lahan perkebunan kelapa, cengkih dan pala yang luasnya mencapai ratusan hektare.
Ia mengatakan keberadaan transmigran di wilayah Tosa, juga merupakan potensi tersendiri untuk menjadikan daerah itu sebagai sentra pengembangan padi, karena mereka umumnya berlatar belakang sebagai petani.
Bahkan masyarakat lokal di wilayah itu, yang sebelumnya hanya memiliki pengetahuan dalam pengembangan tanaman perkebunan, kini mulai terampil pula mengembangkan padi sawah setelah belajar dari para transmigran.
Untuk menjadikan wilayah Tosa sebagai sentra pengembangan padi dan sapi potong, menurut Imran Yasin, Pemkot akan benahi infrastruktur pertanian di wilayah itu, seperti irigasi serta memprogramkan pencetakan sawah baru.
Selain itu, akan memberikan bantuan sarana pertanian, seperti traktor, mesin panen padi, benih unggul dan pupuk serta membenahi infrastruktur jalan di wilayah tersebut, untuk memudahkan akses ke pasar.
"Saat ini Tidore Kepulauan masih harus mendatangkan beras dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, tetapi melalui pengembangan padi di wilayah Tosa dan wilayah lainnya di Tidore Kepulauan, diharapkan suatu saat nanti bisa swasembada beras," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Tidore Kepulauan Imran Yasin di Ternate, Selasa, mengatakan di wilayah Tosa terdapat ribuan hektare lahan potensial untuk pengembangan padi baik padi sawah maupun padi gogo yang sebagian di antaranya telah dimanfaatkan masyarakat setempat.
Di wilayah Tosa juga terdapat banyak lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan ternak sapi potong, di antaranya lahan perkebunan kelapa, cengkih dan pala yang luasnya mencapai ratusan hektare.
Ia mengatakan keberadaan transmigran di wilayah Tosa, juga merupakan potensi tersendiri untuk menjadikan daerah itu sebagai sentra pengembangan padi, karena mereka umumnya berlatar belakang sebagai petani.
Bahkan masyarakat lokal di wilayah itu, yang sebelumnya hanya memiliki pengetahuan dalam pengembangan tanaman perkebunan, kini mulai terampil pula mengembangkan padi sawah setelah belajar dari para transmigran.
Untuk menjadikan wilayah Tosa sebagai sentra pengembangan padi dan sapi potong, menurut Imran Yasin, Pemkot akan benahi infrastruktur pertanian di wilayah itu, seperti irigasi serta memprogramkan pencetakan sawah baru.
Selain itu, akan memberikan bantuan sarana pertanian, seperti traktor, mesin panen padi, benih unggul dan pupuk serta membenahi infrastruktur jalan di wilayah tersebut, untuk memudahkan akses ke pasar.
"Saat ini Tidore Kepulauan masih harus mendatangkan beras dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, tetapi melalui pengembangan padi di wilayah Tosa dan wilayah lainnya di Tidore Kepulauan, diharapkan suatu saat nanti bisa swasembada beras," katanya.