Serdang Bedagai, Sumut (Antara Sulsel) - Peremajaan atau replanting sawit petani di Sumatera Utara dengan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS) menggunakan bibit Pusat Penelitian Kelapa Sawit dan Socfindo.

"Dari 500 bibit untuk tahap awal replanting di Serdang Bedagai yang diresmikan Presiden Joko Widodo, sebanyak 300 bibit dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan," kata Direktur PPKS Medan Hasril Hasan Siregar di Medan, Sumatera Utara, Senin.

Dia mengatakan itu di sela penanaman bibit sawit secara simbolis di Desa Kota Tengah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut, yang dilakukan Presiden Joko Widodo.

Menurut dia, bibit unggul DxP PPKS 540 tersebut sama dengan bibit yang diberikan kepada petani di Musi Banyuaasn, Sumatera Selatan 13 Oktober.

"Bedanya dengan di Muba, adalah jumlahnya. Di Muba luasan replanting lebih besar daripada Serdang Bedagai, Sumut," kata Hasril.

Di Muba, bibit yang disalurkan PPKS Medan sebanyak 600 bibit siap tanam.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap berharap replanting sawit di Sumut dengan dana BPDPKS bisa lebih luas lagi.

Dia menjelaskan, replanting dengan dana BPDPKS untuk Sumut tahun ini masih hanya sekitar 1.200 hektare dari yang diusulkan Apkasindo Sumut seluas 9.112 hektare.

Padahal luas tanaman sawit yang tua juga masih sangat luas sehingga pemerintah harus membantu.

Dari total areal sawit Sumut yang sekitar 1,2 juta hektare, seluas 440.000 hektare milik rakyat dengan lebih 50 persen berumur tua.

Gus menegaskan, kalau verifikasi lahan sawit terkendala sertifikat , diharapkan pemerintah juga bisa membantu melalui dana BPDPKS.

Presiden Jokowi dalam sambutannya mengatakan sawit merupakan "emas hijau" bagi Indonesia karena manfaat yang dihasilkannya sangat besar untuk kemakmuran masyarakat.

Presiden menegaskan sebagai penghasil sawit terbesar, mutu hasil juga harus ditingkatkan antara lain dengan melakukan program replanting dengan bibit unggul yang bersertifikat.

Pewarta : Evalisa Siregar
Editor :
Copyright © ANTARA 2024