Mamuju (Antaranews Sulsel)- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menyatakan telah terjadi inflasi sebesar 0,59 persen pada Desember 2017 berdasarkan hasil pemantauan harga eceran barang dan jasa.

"Terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 129,51 pada November 2017 menjadi 130,28 persen pada Desember 2017, atau terjadi inflasi sekitar 0,59 persen," kata Kepala Bidang Statistik dan Distribusi BPS Provinsi Sulbar, Markus Uda di Mamuju, Kamis.

Ia mengatakan, peningkatan indeks harga terjadi pada lima kelompok pengeluaran diantaranya kelompok bahan makanan 1,90 persen, makanan jadi minuman rokok dan tembakau 0,47 persen

Kemudian perumahan air listrik dan gas bahan bakar 0,18 persen, sandang 0,01 persen serta kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan 0,08 persen.

Sementara lanjutnya untuk kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga masih tetap stabil atau tidak mengalami perubahan.

Menurut dia, yang memberi andil sehingga terjadi inflasi adalah kelompok bahan makanan 0,45 persen, kelompok makanan jadi minuman dan rokok dan tembakau 0,08 persen.

Kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar 0,05 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan 0,01 persen

Sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga masih memberikan andil paling kecil.

"Komoditas yang memberikan andil inflasi diantaranya ikan layang, beras dan telur ayam ras, sementara komoditi yang memberi andil inflasi adalah tarif listrik biaya sekolah SD dan perguruan tinggi," katanya.

Ia menyampaikan sepanjang 2017 di Provinsi Sulbar, terjadi 10 kali inflasi, sementara deflasi hanya dua kali yakni pada Oktober dan Maret.

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024