Makassar (Antaranews Sulsel) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Perindustrian setempat mendorong pembangunan industri dan pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) agar tumbuh secara merata, bukan hanya di Kota Makassar saja.
"Tahun ini kami fokus pembangunan Industri dan IKM berdasarkan kompetensi daerah masing-masing," kata Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan, Ahmadi Akil di Makassar, Jumat.
Menurut dia, sesuai dengan amanah Undang-Undang dan harapan Presiden Joko Widodo agar provinsi membuat Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP), dan setiap kabupaten kota menetapkan industri unggulan berdasarkan produk yang dihasilkan.
Selain itu, pihaknya sudah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah, Rencana Pembangunan Industri Provinsi atau RPIP untuk dibahas di kantor DPRD Sulsel sebagai landasan penguatan regulasi di bidang industri.
Sebagai Kepala Dinas Perindustrian, pria kelahiran Pinrang ini berupaya memajukan perekonomian Sulsel dengan terus menumbuhkan IKM agar bisa memberikan peningkatan kontribusi pada pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
"Tahun ini kami fokus akan pembangunan IKM berdasarkan kompetensi daerah masing-masing sesuai dengan amanah Undang-Undang dan harapan Presiden Joko Widodo agar provinsi membuat RPIP, dan setiap kabupaten kota menetapkan industri unggulan berdasarkan produk dihasilkan apalagi inflasi Sulsel lebih rendah dari daerah lain," papar ayah tiga anak itu.
Alumnus Universitas Muslim Indonesia (UMI) sekaligus mantan aktivis PMII Sulsel tersebut mengemukakan, potensi di Sulsel sangat banyak, tidak hanya hasil bumi seperti Kakao, Rumput Laut, Kopi, Markisa hingga Sutera tetapi juga pertumbuhan IKM terus bertambah.
Berdasarkan data 2016, jumlah IKM di Sulsel mencapai 52 ribu lebih. Angka cukup besar untuk menopang perekonomian, kendati demikian, dirinya mengakui pertumbuhan itu hanya bersifat kuantitas, dan kedepan pihaknya berusaha menjadikan IKM bisa lebih berkualitas.
"Harapan ke depan pertumbuhan industri bukan hanya memberi kuantitatif, tetapi memberikan kontribusi secara kualitas guna peningkatan PDRB. Kami mau lebih fokus, bisa saja nanti industri ungulan kita tetapkan di kabupaten kota supaya lebih fokus,"ucap mantan Bendahara GP Ansor Sulsel itu.
Mantan Kepala Biro Aset yang berhasil mengantarkan Pemprov Sulsel meraih WTP pertama kali tersebut, menjelaskan, dengan pertumbuhan IKM bertanda adanya kemajuan, namun dengan demikian harapannya tidak hanya tumbuh secara jumlah kuantitas, tapi dapat bersaing dengan IKM di Pulau Jawa.
"Kami akui IKM di Sulsel masih jauh dari Pulau Jawa, tetapi ini merupakan cambuk semangat. Dengan jumlah itu, secara perlahan kita bina untuk memajukan perekonomian kita, apalagi stok pangan melimpah. Sesuai dengan kebijakan nasional dan program Presiden Jokowi industri harus tumbuh di luar Pulau Jawa untuk bersaing," tambah mantan BPM UMI ini.
"Tahun ini kami fokus pembangunan Industri dan IKM berdasarkan kompetensi daerah masing-masing," kata Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan, Ahmadi Akil di Makassar, Jumat.
Menurut dia, sesuai dengan amanah Undang-Undang dan harapan Presiden Joko Widodo agar provinsi membuat Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP), dan setiap kabupaten kota menetapkan industri unggulan berdasarkan produk yang dihasilkan.
Selain itu, pihaknya sudah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah, Rencana Pembangunan Industri Provinsi atau RPIP untuk dibahas di kantor DPRD Sulsel sebagai landasan penguatan regulasi di bidang industri.
Sebagai Kepala Dinas Perindustrian, pria kelahiran Pinrang ini berupaya memajukan perekonomian Sulsel dengan terus menumbuhkan IKM agar bisa memberikan peningkatan kontribusi pada pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
"Tahun ini kami fokus akan pembangunan IKM berdasarkan kompetensi daerah masing-masing sesuai dengan amanah Undang-Undang dan harapan Presiden Joko Widodo agar provinsi membuat RPIP, dan setiap kabupaten kota menetapkan industri unggulan berdasarkan produk dihasilkan apalagi inflasi Sulsel lebih rendah dari daerah lain," papar ayah tiga anak itu.
Alumnus Universitas Muslim Indonesia (UMI) sekaligus mantan aktivis PMII Sulsel tersebut mengemukakan, potensi di Sulsel sangat banyak, tidak hanya hasil bumi seperti Kakao, Rumput Laut, Kopi, Markisa hingga Sutera tetapi juga pertumbuhan IKM terus bertambah.
Berdasarkan data 2016, jumlah IKM di Sulsel mencapai 52 ribu lebih. Angka cukup besar untuk menopang perekonomian, kendati demikian, dirinya mengakui pertumbuhan itu hanya bersifat kuantitas, dan kedepan pihaknya berusaha menjadikan IKM bisa lebih berkualitas.
"Harapan ke depan pertumbuhan industri bukan hanya memberi kuantitatif, tetapi memberikan kontribusi secara kualitas guna peningkatan PDRB. Kami mau lebih fokus, bisa saja nanti industri ungulan kita tetapkan di kabupaten kota supaya lebih fokus,"ucap mantan Bendahara GP Ansor Sulsel itu.
Mantan Kepala Biro Aset yang berhasil mengantarkan Pemprov Sulsel meraih WTP pertama kali tersebut, menjelaskan, dengan pertumbuhan IKM bertanda adanya kemajuan, namun dengan demikian harapannya tidak hanya tumbuh secara jumlah kuantitas, tapi dapat bersaing dengan IKM di Pulau Jawa.
"Kami akui IKM di Sulsel masih jauh dari Pulau Jawa, tetapi ini merupakan cambuk semangat. Dengan jumlah itu, secara perlahan kita bina untuk memajukan perekonomian kita, apalagi stok pangan melimpah. Sesuai dengan kebijakan nasional dan program Presiden Jokowi industri harus tumbuh di luar Pulau Jawa untuk bersaing," tambah mantan BPM UMI ini.