Makassar (Antaranews Sulsel) - Melansir hasil survei PT Pedoman Suara Indonesia (PSI) terhadap tingkat elektabilitas Petahana, Iksan Iskandar masih unggul 52,4 persen dari tiga rival politiknya di Pilkada Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

"Bila melihat hasil survei tersebut, diprediksi petahana masih kuat dan unggul dari pesaingnya karena hasil dari survei diatas 50 persen," sebut Direktur Indek Politika Indonesia (IPI) Suwandi Idris Amir saat dialog publik menakar Pilkada Jeneponto di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu

Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan 11-16 Desember 2017, termasuk melihat hasil kinerja petahana, masih dimungkinkan tingkat keterpilihan masyarakat cenderung ke petahana.

Dari survei tersebut, elektabilitas Iksan yang berpasangan Paris Yasir berada di posisi 52,4 persen. Sementara penantang kuat pasangan Mulyadi Mustamu-Kasmin Makkamula berada pada 20,2 persen.

Sedangkan untuk pasangan M Syarif- Thahal Fasni, hasil survei sebesar 10, 4 persen. Selain itu, untuk pasangan bakal calon perseorangan Baharuddin Baso Jaya-Isnad Ibrahim hanya berhasil mendapat 5,2 persen. Dan belum menentukan sikap sekitar 11, 9 persen.

"Bila melihat hasil itu, meski dilawan Wakil Bupati, Sekda serta Ketua DPRD, petahana diprediksi masih unggul disebabkan hasil surveinya cukup tinggi dari penantangnya," beber Suwadi.

Sementara pengamat politik sekaligus dosen di Universitas Bosowa, Arif Wicaksono menilai Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Jeneponto cukup menarik dari daerah lain di Sulsel yang juga melaksanakan Pilkada serentak.

"Inilah sesungguhnya pertarungan dinasti, karena hampir tidak ada orang lain yang bertarung. Mereka diketahui berasal dari satu rumpun yang ingin bertarung memperebutkan kepemimpinan di Jeneponto," ungkapnya dalam dialog publik tersebut.

Menurut dia, dari seluruh kandidat yang maju bertarung masing-masing punya keterkaitan dan masih satu rumpun keluarga sehingga ini menjadi pertarungan politik dinamis, karena sama-sama mempunyai basis suara.

"Tentu lebih menarik dari daerah lain, karena mereka satu rumpun. Meski petahana punya modal sebagai pemimpin saat ini dengan elektablitasnya cukup tinggi,namun bisa saja semua berubah tergantung strategi politik mereka masing-masing, begitupun petahana bisa mempertahankannya," tambah Arief.

Sementara pengamat lainnya Arqam Azikin melihat Pemilihan Bupati Jeneponto sangan erat kaitannya denga aroma Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel denga dilaksanakan secara serentak dengan Pilkada di 12 kabupaten kota termasuk Jeneponto.

Kendati rendahnya hasil survei rival petahana saat ini masih menjabat Wakil Bupati Jeneponto Mulyadi Mustamu, bisa jadi karena Bakal Calon Gubernur belum ada yang fokus di wakil bupati.

"Kalaupun ada kandidat Gubernur mau fokus ke Mulyadi, bisa jadi elektabilitas yang bersangkutan ikut naik. Peluang pergeseran dukungan masih dapat terjadi termasuk jika Iksan dan Mulyadi sudah mundur dari jabatannya digantikan Pelaksana tugas," ujarnya.

Pada dialog publik tersebut mengangkat tema menakar kekuatan petahana di Pibup Jeneponto juga dihadiri pengamat politik dari UIN Alauddin Firdaus Muhammad, pengamat lainnya Bastian Jabir Pattara dan perwakilan media yakni Muannas. 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024