Mamuju (Antaranews Sulbar) - Sebagian wilayah Sulawesi Barat terkena dampak "Tropical Cyclone Marcus" atau siklon tropis Markus di Australia yang menyebabkan kawasan itu dilanda hujan dengan intensitas tinggi dalam dua hari terakhir.

"Beberapa hari terakhir, terjadi hujan dengan intesitas cukup tinggi terutama di Kabupaten Pasangkayu dan Mamuju Tengah sebagai dampak siklon tropis Markus atau pusat tekanan rendah dari badai tropis di Australia sebelah utara yang berdekatan dengan Nusa Tenggara Timur," kata Prakirawan Cuaca dan Iklim Stasiun Meteorologi Majene BMKG Sulbar Setiawan ketika dihubungi dari Mamuju, Senin.

Hujan dengan intensitas tinggi di sebagian wilayah Sulbar khususnya di Kabupaten Pasangkayu dan Mamuju Tengah itu lanjut Setiawan akibat ada penarikan massa udara dari wilayah utara ke selatan.

"Tapi di satu sisi juga ada tekanan rendah di kawasan Papua dan itu yang menjadikan belokannya cukup tajam sehingga potensi hujan cukup tinggi terjadi di Kabupaten pasangkayu dan Mamuju Tengah dibandingkan dengan daerah lainnya di Sulbar, meskipun yang lainnya juga kena dampak tapi tidak terlalu parah," jelas Setiawan.

Namun tambah Setiawan, saat ini tropikal siklon tersebut sudah masuk ke wilayah Australia daratan sehingga diprediksi akan punah.

"Jadi, kemungkinan besar untuk wilayah Sulbar dampak siklon tropis Markus itu akan normal kembali seperti hari ini karena tarikan udaranya menuju ke arah Timur dari Barat cukup kencang anginnya sehingga pembentukan massa udara atau uap air agak berkurang," terang Setiawan.

Namun, dia juga mengingatkan masyarakat di daerah itu untuk mewaspadai meningkanya suhu udara beberapa hari ke depan, khususnya saat matahari berada persis di garis khatulistiwa yang diprediksi berlangsung pada 23 Maret 2018.

"Kami juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan meningkatnya temperatur udara sebab pada 23 Maret 2018 posisi matahari akan memasuki khatulistiwa. Hari ini, yakni pada 19 Maret 2018, posisi matahari dari khatulistiwa sudah masuk di Lintas 5 derajat sebelum masuk 0 derajat," ucapnya.

"Jadi ini dampaknya untuk wilayah Sulbar dalam beberapa hari ke depan cuacanya agak panas akibat terjadi kenaikan suhu udara di siang hari yang diprediksi mencapai 33 hingga 34 derajat celcius. Tapi kondisi itu hanya bersifat lokal," jelas Prakirawan Cuana dan Iklim Stasiun Meteorologi Majene itu.

Sementara di kawasan lainnya lanjut Setiawan, khususnya di wilayah yang berhadapan langsung dengan lautan kemudian sebelah Timurnya adalah pegunungan diprediksi akan menimbulkan terjadinya pembentukan awan "Cumulonimbus" atau kumulonimbus (Cb) yang biasanya disertai hujan deras, angin kencang dan petir.

"Awan CB yang punya dampak adanya angin kencang dan hujan deras tetapi durasinya singkat dan diperkirakan berlangsung hanya beberapa satu hingga dua jam. Pembentukan awan CB itu diprediksi berlangsung pada sore hingga malam hari atau dinihari menjelang pagi hari, terutama di daerah-daerah yang berhadapan langsung lautan kemudian sebelah Timur-nya adalah pegunungan," kata Setiawan.

Pewarta : Amirullah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024