Makassar (Antaranews Sulsel) - Debat kadidat pertama Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan lebih banyak menawarkan tentang perbaikan pertanian serta penurunan angka kemiskinan ditingkat desa.

"Satu cara menggerakkan ekonomi rakyat melalui BUMDes dan Koperasi, ini merupakan wadah agar tidak lagi membuat kesalahan yang sama harga padi turun. BUMDes dan Koperasi salah satu upaya pengelolaan ekonomi mengangkat harkat dan martabat dari pertanian," papar Calon Gubernur Nurdin Halid saat debat di hotel Clarion, Makassar, Rabu malam.

Menurutnya, pemerintahan hadir sesuai dengan posisi negara yaitu Pancasila, Sila Kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dan Sila Kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, kemudian pasal 33 ayat 1 jelas diamanahkan itu.

Oleh karena itu, lanjut dia, kebijakan yang harus dilaksanakan memberikan alokasi ekonomi yang adil kepada masyarakat yang hidup di kampung dan desa, sebab 90 persen masyarakatnya hidup dengan berprofesi sebagai petani, peternak, dan berkebun, sehingga pertanian harus didorong untuk lebih baik.

"Saya akan memberikan kesempatan berusaha dengan memberikan alokasi kebijakan yaitu menciptakan wirausaha dengan memberikan modal tanpa bunga dan tanpa jaminan tentunya dengan aturan yang ada," kata Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia itu.

Sementara calon Gubernur Ichsan Yasin Limpo mengemukakan bahwa programnya pengembangan rumah produktif akan dibangun di 304 kecamatan di seluruh Sulsel. Rumah produktif tersebut, kata dia, sebenarnya industri kecerdasan mengasah otak sekaligus pelayanan kepada rakyat.

"Kenapa ada kecerdasan otak, karena di dalam rumah produktif ini disinilah akan dikembangkan secara profesional baik dibidang produksi, proses penguasaan manajemen dan keuangan ada permodalan, pengrusan izin dengan pelayanannya didekatkan dengan kecamatan, ini semua bagian dari rumah produksi,"paparnya.  

Baca juga: Prof Andalan tekankan konektivitas pembangunan

Selain itu, rumah produksi nantinya bagaimana wawasan lingkungan berkepanjangan, anak-anak dibangun karakternya sekaligus dititipkan wawasan lingkungan hidup sejak dini di dalam rumah produktif. Bagaimana membangun industri ada di Sulsel sesuai dengan potensi keunggulan daerah masing-masing didampingi oleh sarjana profesional.

"Namanya potensi unggulan ada di daerah masing-masing, industri-industri yang ada di desa nantinya akan punya pegawai atau tenaga kerja yang siap pakai melalui latihan sesuai dengan industri yang dibangun, istilah rumah produktif untuk rakyat Sulsel. Ini juga bersinggungan dengan peningkatan perbaikan pertanian," kata mantan Bupati Gowa itu.

Sedangkan calon Gubernur Nurdin Abdullah memaparkan bahwa potensi pertanian di Sulsel sangat besar, hanya saja pengelolaanya tidak maksimal mulai dari bibit, pupuk hingga lahan pertanian yang perlu diperbaiki guna meningkatkan hasil lebih besar.

"Pengalaman saya di Bantaeng telah melakukan itu dengan perbaikan dari sisi pertanian hingga perkebunan. Selain itu dari segi infrastruktur harus didukung investasi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Diperlukan pemerintahan yang bersih dengan menghadirkan orang bersih," ucapnya.

Calon Gubernur Agus Arifin Num'ang pada kesempatan itu juga menyampaikan program 'Labuba Malabo' sebagai bagian dari pengembangan perekonomian di Sulsel. Mantan Wakil Gubernur Sulsel ini juga menyebut selama 10 tahun menjabat mampu menaikkan pertumbuhan ekonomi hingga 7,6 persen diatas nasional.

"Terjadi pula peningkatan ekonomi, indeks pembangunan naik hingga menekan angka kemiskinan. Salah satu agenda strategis selain perbaikan pertanian juga akan dikembangkan lima kawasan, tiga di pegunugan, dua pesisir, dan pulau yang kami namakan program Labuba Malabo," ucapnya dalam debat itu.

Debat kandidat bertema Pembangunan Berwawasan Lingkungan yang Berorientasi Pada Pemerataan Ekonomi dan Kesejahtraan Rakyat ini berdurasi dua setengah jam dipandu Pimpinan Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi dengan dibagi menjadi enam segmen serta disiarkan langsung di stasiun televisi nasional itu.

Baca juga: IYL-Cakka tawarkan rumah produksi berbasis desa

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024