Yulara, Australia (ANTARA) - Ratusan wisatawan membentuk antrian panjang untuk mendaki bukit cadas Uluru, Australia, pada Jumat pagi, sehari selum diberlakukan larangan pendakian secara permanen.
Perjuangan puluhan tahun penduduk asli untuk menutup pendakian akhirnya berbuah manis.
Kondisi berangin mengharuskan pengunjung menghentikan pendakian pada pagi hari dan pihak berwenang mengatakan mereka akan meninjau kembali pada siang apakah akan dibuka kembali atau tidak
Monolit berukuran 348 meter yang terdaftar sebagai warisan dunia UNESCO, yang juga dikenal Ayers Rock merupakan daya tarik wisata utama di Australia meskipun letaknya terpencil di dekat Kota Alice Springs di Wilayah Utara.
Sementara sebagian besar pengunjung tidak melakukan pendakian Uluru yang terjal, larangan 26 Oktober mendatang memicu lonjakan pendaki yang hendak menikmati kesempatan terakhir merasakan jalur pendakian.
Masyarakat Anangu, pemilik tradisional Uluru, sudah lama meminta penutupan pendakian sejak 1985, ketika taman tersebut kembali dikendalikan oleh orang pribumi. Anangu mengatakan Uluru memiliki makna spritual mendalam sebagai rute yang ditempuh oleh leluhur mereka.
Kelly Derks, dari Kota Melbourne, mengatakan ia ingin mendaki Uluru seraya menghormati kepercayaan masyarakat pribumi.
"Kami menghormati itu, kami mendaki tetapi kami tidak membuang sampah, kami tetap di jalur pendakian," kata Derks.
Puluhan orang meninggal selama mendaki Uluru akibat jatuh atau pun dehidrasi.
Warga lainnya asal Kota Adelaide, Sonita Vinecombe, mengaku larangan pendakian mendatang membuatnya datang ke Uluru.
"Kami tak berniat datang dalam waktu dekat, tetapi karena ini hari terakhir maka kami ke sini," katanya.
Hingga akhir Juni tahun ini tercatat hampir 400.000 pengunjung berbondong-bondong mendatangi ikon Australia itu, menurut data pemerintah.
Penutupan Uluru diumumkan dua tahun lalu ketika kurang dari 20 persen pengunjung melakukan pendakian.
Untuk memperingati larangan pendakian tersebut pihak taman nasional akan melakukan perayaan umum selama akhir pekan.
"Ini adalah tempat yang begitu penting, bukan taman bermain atau taman hiburan seperti Disneyland," kata pemilik tradisional senior Anangu, Sammy Wilson dalam satu pernyataan.
"Kami menyambut turis di sini. Menutup pendakian bukanlah hal yang mengecewakan, namun sebuah alasan untuk perayaan."
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Piala Asia U23 - Australia gagal lolos ke 8 besar usai imbang 0-0 lawan Qatar
Senin, 22 April 2024 1:20 Wib
Piala Asia U-23 2024 - Pratinjau Indonesia vs Yordania
Minggu, 21 April 2024 20:16 Wib
Kemendag mendorong produk pertanian Indonesia masuk pasar Australia
Sabtu, 20 April 2024 11:39 Wib
Timnas Indonesia raih kemenangan 1-0 atas Australia di Piala Asia U-23
Kamis, 18 April 2024 23:33 Wib
Piala Asia U-23 2024 - Pratinjau Indonesia vs Australia
Kamis, 18 April 2024 15:55 Wib
Piala Asia U23 - Indonesia vs Qatar langkah pertama Garuda Muda
Senin, 15 April 2024 19:08 Wib
Kemlu : Tidak ada WNI jadi korban penusukan massal di Sydney Australia
Sabtu, 13 April 2024 16:53 Wib
Formula 1 - Pembalap Red Bull Verstappen rebut pole GP Australia
Sabtu, 23 Maret 2024 15:08 Wib