PerDIK dukung Rencana Aksi Daerah disabilitas di Makassar
Makassar (ANTARA) - Yayasan Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK) Provinsi Sulawesi Selatan, mendukung penuh Rencana Aksi Daerah (RAD)
berperspektif disabilitas yang telah berhasil disusun atas kolaborasi berbagai pihak bersama tim ahli.
"Sejak 2019, kami dan organisasi Disabilitas di Makassar telah menyuarakan tentang pentingnya penyusunan RAD ini, hingga akhirnya berhasil disusun," papar Direktur PerDIK Sulsel, Abdul Rahman di Makassar, Rabu.
Ia mengungkapkan, keberhasilan Pemerintah Kota Makassar dalam menyusun RAD Disabilitas ini tidak terlepas dari kolaborasi dari berbagai pihak seperti Bappenda, Dinas Sosial, Budayawan, hingga stakeholder terkait lainnya.
"Tentunya kami juga melakukan sejumlah advokasi, salah satunya pertemuan dengan Bappeda Kota Makassar. Bidang Sosial dan Budayawan. Hingga Bappeda, menindaklanjuti dan menghubungkan kami dengan stakeholder lain dalam proses penyusunan RAD Disabilitas ini," ujarnya.
Dengan diluncurkannya RAD itu, pria akrab disapa Gusdur ini menambahkan, Makassar menjadi kota pertama di Indonesia memiliki RAD Disabilitas.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, saat peluncuran RAD Disabilitas tersebut di hotel Premier menyampaikan, sudah menjadi komitmen Pemkot Makassar untuk lebih memprioritaskan persoalan inklusif disabilitas dalam pembangunan lima tahun ke depan.
Selain itu, mewujudkan pembangunan yang inklusif terhadap penyandang disabilitas harus menjadi salah satu prinsip kerangka pembangunan berkelanjutan. Sebab, bukan hanya implementasi peraturan perundangan, tetapi komitmen pasangan Danny-Fatma mewujudkan Kota Makassar yang 'Sombere' dan Smart serta inklusif.
"Ini semua sebagai bentuk penghargaan, penghormatan dan pemenuhan hak-hak penyandang Disabilitas yang ada di Kota Makassar," papar pria disapa akrab Danny Pomanto itu.
Ia pun menekankan agar semua SKPD dan semua stakeholder perlu mendesain program dan kegiatan yang inklusif dalam rangka memperbaiki rancangan pembangunan agar sesuai dengan pendekatan disabilitas inklusif.
Sejumlah narasumber hadir dalam kegiatan itu sekaligus tim ahli penyusunan dokumen RAD Disabilitas masing-masing Rosmiati Azis, Dr. Ishak Salim, Abd Rahman dan Nur Syarif Ramadhan.
"Kita perlu bangga dengan pemerintahan sekarang yang betul berkomitmen. Bahkan anggaran 10-15 persen yang dialokasikan Pemkot Makassar tertuang dalam RAD itu patut diapresiasi, sehingga saya rasa ini sangat cukup mengawali pengarusutamaan isu disabilitas," papar Ishak Rahim.
berperspektif disabilitas yang telah berhasil disusun atas kolaborasi berbagai pihak bersama tim ahli.
"Sejak 2019, kami dan organisasi Disabilitas di Makassar telah menyuarakan tentang pentingnya penyusunan RAD ini, hingga akhirnya berhasil disusun," papar Direktur PerDIK Sulsel, Abdul Rahman di Makassar, Rabu.
Ia mengungkapkan, keberhasilan Pemerintah Kota Makassar dalam menyusun RAD Disabilitas ini tidak terlepas dari kolaborasi dari berbagai pihak seperti Bappenda, Dinas Sosial, Budayawan, hingga stakeholder terkait lainnya.
"Tentunya kami juga melakukan sejumlah advokasi, salah satunya pertemuan dengan Bappeda Kota Makassar. Bidang Sosial dan Budayawan. Hingga Bappeda, menindaklanjuti dan menghubungkan kami dengan stakeholder lain dalam proses penyusunan RAD Disabilitas ini," ujarnya.
Dengan diluncurkannya RAD itu, pria akrab disapa Gusdur ini menambahkan, Makassar menjadi kota pertama di Indonesia memiliki RAD Disabilitas.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, saat peluncuran RAD Disabilitas tersebut di hotel Premier menyampaikan, sudah menjadi komitmen Pemkot Makassar untuk lebih memprioritaskan persoalan inklusif disabilitas dalam pembangunan lima tahun ke depan.
Selain itu, mewujudkan pembangunan yang inklusif terhadap penyandang disabilitas harus menjadi salah satu prinsip kerangka pembangunan berkelanjutan. Sebab, bukan hanya implementasi peraturan perundangan, tetapi komitmen pasangan Danny-Fatma mewujudkan Kota Makassar yang 'Sombere' dan Smart serta inklusif.
"Ini semua sebagai bentuk penghargaan, penghormatan dan pemenuhan hak-hak penyandang Disabilitas yang ada di Kota Makassar," papar pria disapa akrab Danny Pomanto itu.
Ia pun menekankan agar semua SKPD dan semua stakeholder perlu mendesain program dan kegiatan yang inklusif dalam rangka memperbaiki rancangan pembangunan agar sesuai dengan pendekatan disabilitas inklusif.
Sejumlah narasumber hadir dalam kegiatan itu sekaligus tim ahli penyusunan dokumen RAD Disabilitas masing-masing Rosmiati Azis, Dr. Ishak Salim, Abd Rahman dan Nur Syarif Ramadhan.
"Kita perlu bangga dengan pemerintahan sekarang yang betul berkomitmen. Bahkan anggaran 10-15 persen yang dialokasikan Pemkot Makassar tertuang dalam RAD itu patut diapresiasi, sehingga saya rasa ini sangat cukup mengawali pengarusutamaan isu disabilitas," papar Ishak Rahim.