Olimpiade 2024 - Djokovic meraih medali emas
Jakarta (ANTARA) - Novak Djokovic mengalahkan Carlos Alcaraz untuk merebut gelar juara Olimpiade perdananya, dan menjadi petenis kelima yang mencetak Golden Slam (menjuarai Olimpiade dan semua dari empat turnamen Grand Slam).
Petenis Serbia berusia 37 tahun yang berkompetisi pada Olimpiade kelimanya itu menang 7-6(7/3), 7-6(7/2) dalam final mendebarkan di Roland Garros untuk menambahkan medali emas Olimpiade dalam koleksi 24 gelar juara Grand Slam miliknya.
Kemenangan tersebut membuatnya bergabung dengan Andre Agassi, Rafael Nadal, Steffi Graf dan Serena Williams sebagai petenis yang menjuarai keempat turnamen Grand Slam dan medali emas Olimpiade.
Dia juga menjadi juara tunggal Olimpiade tertua sejak tenis kembali dipertandingkan dalam Olimpiade pada edisi 1988, dan menggagalkan upaya Alcaraz menambahkan medali emas Olimpiade pada gelar French Open dan Wimbledon yang sudah dia kantongi p musim panas ini.
Djokovic yang emosional merayakan keberhasilan ini dengan mengibarkan bendera Serbia di lapangan sebelum naik ke bangku penonton untuk memeluk istri dan anak-anaknya.
"Kami hampir bermain tiga jam, pukulan terakhir adalah satu-satunya momen di mana saya yakin bisa memenangi pertandingan," kata Djokovic seperti diwartakan AFP pada Minggu.
"Saya mempertaruhkan tubuh dan keluarga saya untuk memenangkan emas dan akhirnya saya berhasil."
Sementara itu, Alcaraz menunjukkan kekecewaannya dalam wawancara tepi lapangan usai pertandingan.
"Tiga jam, pertarungan besar dengan momen-momen sulit," kata petenis berusia 21 tahun itu setelah final di mana tidak ada pemain yang kehilangan servisnya.
"Sangat menyakitkan telah kalah."
Djokovic mendapatkan break point pada gim kedua set pembuka dan tiga break point lagi pada gim keempat, tetapi semuanya diselamatkan oleh pemain Spanyol itu.
Kemudian giliran petenis Serbia itu yang menunjukkan ketangguhannya dengan merebut tiga break point pada gim kelima dan lima break point pada gim kesembilan secara maraton.
Dalam duel sangat mendebarkan ersebut, Alcaraz menyelamatkan satu set point pada gim ke-12 namun lawannya yang veteran itu mendominasi tiebreak untuk merebut set pembuka setelah 93 menit yang menegangkan di Lapangan Philippe Chatrier.
Tidak ada jeda pada set kedua. Pukulan gemilang dibarengi dengan pertahanan yang kuat Alcaraz berhasil merebut break point ke-14 pada gim ketiga.
Sekali lagi set tersebut ditentukan melalui tie-break dan Djokovic kembali menyapu bersih untuk menang dalam tempo dua jam 50 menit.
Petenis Serbia berusia 37 tahun yang berkompetisi pada Olimpiade kelimanya itu menang 7-6(7/3), 7-6(7/2) dalam final mendebarkan di Roland Garros untuk menambahkan medali emas Olimpiade dalam koleksi 24 gelar juara Grand Slam miliknya.
Kemenangan tersebut membuatnya bergabung dengan Andre Agassi, Rafael Nadal, Steffi Graf dan Serena Williams sebagai petenis yang menjuarai keempat turnamen Grand Slam dan medali emas Olimpiade.
Dia juga menjadi juara tunggal Olimpiade tertua sejak tenis kembali dipertandingkan dalam Olimpiade pada edisi 1988, dan menggagalkan upaya Alcaraz menambahkan medali emas Olimpiade pada gelar French Open dan Wimbledon yang sudah dia kantongi p musim panas ini.
Djokovic yang emosional merayakan keberhasilan ini dengan mengibarkan bendera Serbia di lapangan sebelum naik ke bangku penonton untuk memeluk istri dan anak-anaknya.
"Kami hampir bermain tiga jam, pukulan terakhir adalah satu-satunya momen di mana saya yakin bisa memenangi pertandingan," kata Djokovic seperti diwartakan AFP pada Minggu.
"Saya mempertaruhkan tubuh dan keluarga saya untuk memenangkan emas dan akhirnya saya berhasil."
Sementara itu, Alcaraz menunjukkan kekecewaannya dalam wawancara tepi lapangan usai pertandingan.
"Tiga jam, pertarungan besar dengan momen-momen sulit," kata petenis berusia 21 tahun itu setelah final di mana tidak ada pemain yang kehilangan servisnya.
"Sangat menyakitkan telah kalah."
Djokovic mendapatkan break point pada gim kedua set pembuka dan tiga break point lagi pada gim keempat, tetapi semuanya diselamatkan oleh pemain Spanyol itu.
Kemudian giliran petenis Serbia itu yang menunjukkan ketangguhannya dengan merebut tiga break point pada gim kelima dan lima break point pada gim kesembilan secara maraton.
Dalam duel sangat mendebarkan ersebut, Alcaraz menyelamatkan satu set point pada gim ke-12 namun lawannya yang veteran itu mendominasi tiebreak untuk merebut set pembuka setelah 93 menit yang menegangkan di Lapangan Philippe Chatrier.
Tidak ada jeda pada set kedua. Pukulan gemilang dibarengi dengan pertahanan yang kuat Alcaraz berhasil merebut break point ke-14 pada gim ketiga.
Sekali lagi set tersebut ditentukan melalui tie-break dan Djokovic kembali menyapu bersih untuk menang dalam tempo dua jam 50 menit.