Makassar (ANTARA) - Menteri Sosial Saifullah Yusuf meninjau lahan untuk pembangunan Sekolah Rakyat sekaligus untuk rumah baru bagi keluarga Naila Syamsul, calon siswa Sekolah Rakyat penerima beasiswa dan hadiah rumah dari presiden, di Untia, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan.
"Naila ini tinggal di rumah yang sangat kecil dan kemudian menjadi atensi dari Presiden. Naila-Naila inilah yang menjadi perjuangan kita ke depan untuk bisa mereka bersekolah," tutur Mensos didampingi Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin di lokasi setempat, Kamis.
Pria disapa akrab Gus Ipul ini mengatakan, peninjauan lokasi itu menjadi bagian dari tindak lanjut arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat pemberdayaan warga miskin melalui penyediaan fasilitas dasar yang layak dan dukungan terhadap program Sekolah Rakyat.
Salah satu fokus utama kerja sama ini kata dia, adalah menurunkan angka kemiskinan, sejalan dengan target presiden kemiskinan ekstrem 0 persen pada 2026 dan tingkat kemiskinan umum di bawah 5 persen pada 2029.
Untuk itu pemerintah telah meluncurkan data tunggal sosial ekonomi nasional (DTSEN) dan program sekolah rakyat untuk memutus mata rantai kemiskinan. Mereka yang berhak masuk sekolah rakyat adalah warga miskin yang mengacu pada DTSEN.
"Sekolah ini diperuntukkan bagi mereka yang dalam istilah statistik itu miskin dan miskin ekstrem. Desil 1, kalau di DTSEN. Presiden ingin keluarga yang berada di posisi paling bawah mendapatkan afirmasi, dan kebijakan khusus agar mereka bisa naik kelas lebih cepat," paparya.
Gus Ipul menyebut tahap awal pembangunan Sekolah Rakyat telah dimulai tahun ini di 53 titik di seluruh Indonesia, termasuk Kota Makassar sebagai salah satu lokasi prioritas.
Rumah yang disiapkan bagi keluarga calon siswa menjadi bagian dari pendekatan terpadu untuk memutus rantai kemiskinan secara sistemik. Dengan intervensi menyasar pendidikan dan pemenuhan kebutuhan dasar. Pemerintah berharap anak-anak seperti Naila tidak hanya bisa melanjutkan sekolah, tetapi juga tumbuh dalam lingkungan yang aman dan mendukung masa depan mereka.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyebut sosok Naila yang berusaha bersekolah kini duduk di bangku kelas 6 SD meski kehidupan keluarganya masuk kategori miskin ekstrim dengan rumah kayu nyaris rubuh dan menumpang di lahan orang, di Jalan Pandang IV nomor 8, Kecamatan Panakukang.
Presiden sangat terharu saat menghadiri acara Halalbihalal bersama Purnawirawan TNI AD dan Keluarga Besar TNI-Polri di Balai Kartini, Jakarta Selasa (6/5), karena melihat perjuangan Naila masih bisa tersenyum meski kondisi rumahnya sangat memprihatinkan.

Naila kini berusia 12 merupakan salah satu calon siswa Sekolah Rakyat yang berasal dari keluarga miskin. Ia tinggal bersama orang tuanya di rumah semi permanen berukuran 5x4 meter di Jalan Pandang.
Ayahnya bernama Syamsul usai 37 tahun hanya bekerja sebagai juru parkir dan buruh bangunan, sementara ibunya, Nurlia berusia 35, berjualan di sekitar proyek perumahan Royal Spring.
Hasil asesmen tim Pendamping Keluarga Harapan (PKH) Kemensos terungkap fakta tempat tinggal Naila berada di lahan milik orang lain bahkan tidak layak huni, hal yang sama juga dialami oleh para tetangganya sehingga mereka juga direlokasi seperti keluarga Naila.
Kondisi ini menjadi perhatian khusus dari Presiden Prabowo dan mendorong upaya relokasi ke lingkungan yang lebih layak. Sebagai respons cepat, Pemerintah Kota Makassar menyiapkan lahan di kawasan Salodong, Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya. Lahan ini direncanakan untuk pembangunan 30 unit rumah layak huni yang dibangun secara bertahap. Kolaborasi antara pusat dan daerah ini memastikan bahwa kebutuhan dasar seperti tempat tinggal dapat segera dipenuhi bagi keluarga miskin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mensos tinjau lahan bantuan program Sekolah Rakyat di Makassar