Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat terjadi inflasi sebesar 0,61 persen secara bulanan pada Juli 2025 yang dipicu oleh kenaikan harga sejumlah komoditas seperti tomat dan beras.
Kepala BPS Sulsel Aryanto di Makassar, Jumat, mengatakan kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang andil yang cukup besar yakni 0,60 persen atau terjadi inflasi sebesar 1,88 persen.
"Hampir seluruh kelompok pengeluaran itu stabil, kecuali kelompok makanan, minuman dan tembakau yang inflasi sebesar 1,88 persen atau memberi 0,60 persen terjadi inflasi bulan ini," ujarnya.
Aryanto mengatakan untuk kelompok pengeluaran lainnya cenderung mengalami perubahan yang kecil atau bahkan mendekati nol.
Beberapa kelompok tercatat mengalami deflasi atau penurunan harga, meski berskala sangat kecil. Kelompok pakaian dan alas kaki, mengalami deflasi sebesar 0,07 persen dengan andil negatif terhadap inflasi sebesar 0,01 persen.
Selain itu, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga juga mencatat deflasi sebesar 0,02 persen, namun dampaknya terhadap inflasi secara keseluruhan sangat kecil, yaitu mendekati nol.
Adapun kelompok kesehatan menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen, sementara kelompok transportasi mengalami inflasi 0,02 persen, yang keduanya berdampak sangat minim terhadap inflasi umum.
Kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan harga berarti, dengan catatan inflasi 0,00 persen.
Sektor rekreasi, olahraga dan budaya mencatat inflasi sebesar 0,12 persen, meski andilnya terhadap inflasi keseluruhan tidak signifikan.
Kelompok pendidikan juga mengalami inflasi sebesar 0,54 persen, memberikan andil sebesar 0,02 persen terhadap total inflasi.
Sedangkan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami inflasi 0,05 persen, dan kelompok perawatan pribadi serta jasa lainnya mencatatkan inflasi sebesar 0,05 persen, namun keduanya juga berdampak sangat kecil terhadap inflasi umum.
"Data ini menunjukkan bahwa meskipun beberapa sektor mengalami sedikit kenaikan harga, penyumbang dominan dari inflasi bulan Juli 2025 tetap berasal dari kelompok bahan makanan dan minuman," katanya.
Ia mengaku tren dalam satu tahun terakhir, grafik perkembangan inflasi bulan ke bulan menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan.
Inflasi sempat melonjak tinggi pada Maret dan April 2025, masing-masing sebesar 2,16 persen dan 1,75 persen, sebelum akhirnya menurun tajam pada Mei dan Juni, dan kembali naik pada Juli 2025.
Selain itu, inflasi secara tahunan sebesar 3,05 persen (yoy) pada Juli 2025 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang berada pada angka 108,87.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kota Parepare, yang mencapai 4,35 persen dengan IHK sebesar 110,91. Sementara itu, inflasi terendah tercatat di Kota Palopo sebesar 2,63 persen, dengan IHK 108,79," ucapnya.

