Jakarta (ANTARA) - BNPB bersama unsur gabungan berupaya mempercepat penanganan korban banjir bandang yang melanda Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat.
Kepala BNPB Suharyanto, Minggu, menekankan proses penanganan difokuskan pada pencarian dan pertolongan korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pembukaan akses wilayah terisolasi, serta percepatan distribusi logistik, baik melalui darat maupun udara.
Hingga hari ketiga setelah penetapan status tanggap darurat bencana di Provinsi Sumatera Utara, ia memaparkan pihaknya mencatat 166 korban meninggal dunia dan 143 orang masih dinyatakan hilang.
"Sumatera Utara sekarang menjadi 166 jiwa meninggal dunia. Dalam satu hari ini bertambah 60 korban jiwa berkat operasi pencarian dan pertolongan oleh tim gabungan yang dipimpin oleh Basarnas. Kemudian ada 143 jiwa yang masih hilang," paparnya.
Adapun pada hari kedua pascapenetapan status tanggap darurat bencana di Provinsi Aceh, ada sebanyak 47 korban meninggal dunia, 51 orang hilang, serta delapan orang luka-luka.
Jumlah pengungsi mencapai 48.887 kepala keluarga yang tersebar di berbagai wilayah, dengan sebaran tertinggi di Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Singkil.
"Untuk wilayah Aceh ada 47, kemudian 51 masih hilang dan delapan luka-luka. Ini akan berkembang terus datanya, karena ada operasi SAR gabungan yang kemungkinan akan terus menemukan korban," terangnya.
Sementara itu, dua hari setelah penetapan status tanggap darurat bencana di Provinsi Sumatera Barat, tercatat 90 korban meninggal dunia, 85 orang hilang, dan 10 orang mengalami luka-luka. Kabupaten Agam mencatat jumlah korban tertinggi.

