Beijing (Antaranews Sulsel) - Pengamat menyarankan pelarangan memanjat Tembok Besar China setelah lima kelompok pelancong terjebak di salah satu sektor bangunan kuno itu, yang belum dikembangkan, hingga cedera.
"Setelah larangan tidak berjalan semestinya, pemerintah seharusnya memugar dan membuka bagian bangunan masih liar itu untuk umum," kata anggota Lembaga Cagar Budaya China (CCRA) Liu Zheng seperti dikutip media resmi setempat pada Kamis.
Masih banyak pelancong memanjat, meskipun rambu berbahasa Inggris dan Mandarin bertebaran agar pengunjung tidak memanjat salah satu warisan budaya dunia itu.
Liu menganggap pelancong jenuh berdesak-desakan di Tembok Besar, yang dibuka saat ini, sehingga mencari kesempatan agar bisa menikmati daya tarik di sektor lain, yang masih alami.
"Pengunjung harus diatur agar tidak memanjat dinding masih liar sesuai dengan keinginan mereka," katanya.
Menurut dia, pemanjatan tidak terkendali tidak hanya berbahaya bagi pengunjung, melainkan juga mengancam kebakaran hutan dan merusak kelestarian Tembok Besar.
Dua pelancong pria dan dua wanita, yang memanjat salah satu sektor Tembok Besar, yang berbahaya, di Distrik Huairou, Beijing, Minggu, terperangkap. Salah satu dari mereka jatuh ke lembah hingga cedera, kata laporan Pemerintah Distrik Huairou seperti dikutip "Global Times".
Regu penyelamat distrik setempat membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelamatkan perempuan pelancong cedera itu.
Untuk mendapatkan perawatan pertama, korban harus diturunkan dari perbukitan dengan berjalan kaki selama dua jam.
Staf Humas Dinas Pemadam Kebakaran Distrik Huairou, Qu Hui, mengatakan bahwa masalah pelancong terjebak di sektor yang disebut "Tembok Liar" itu terus bertambah. Puncaknya terjadi pada Hari Libur Nasional pada awal bulan ini.
"Setiap tahun ada 10 hingga 20 kejadian. Dari jumlah itu, dua hingga empat menimpa pelancong asing," kata Qu, yang pernah menyelamatkan satu kelompok beranggotakan 16 fotografer amatir, termasuk empat di antaranya pelajar Jepang.
Tembok Besar adalah salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia, yang terdiri atas beberapa bagian. Selama ini, yang paling banyak dikunjungi wisatawan adalah sektor Badaling dan sektor Mutianyu.
Beberapa sektor lain masih liar, termasuk di bawah air karena permukaannya sudah berubah menjadi danau.
Baca juga: Tiongkok gunakan drone untuk awasi perbaikan tembok besar
Editor: Boyke Soekapdjo
"Setelah larangan tidak berjalan semestinya, pemerintah seharusnya memugar dan membuka bagian bangunan masih liar itu untuk umum," kata anggota Lembaga Cagar Budaya China (CCRA) Liu Zheng seperti dikutip media resmi setempat pada Kamis.
Masih banyak pelancong memanjat, meskipun rambu berbahasa Inggris dan Mandarin bertebaran agar pengunjung tidak memanjat salah satu warisan budaya dunia itu.
Liu menganggap pelancong jenuh berdesak-desakan di Tembok Besar, yang dibuka saat ini, sehingga mencari kesempatan agar bisa menikmati daya tarik di sektor lain, yang masih alami.
"Pengunjung harus diatur agar tidak memanjat dinding masih liar sesuai dengan keinginan mereka," katanya.
Menurut dia, pemanjatan tidak terkendali tidak hanya berbahaya bagi pengunjung, melainkan juga mengancam kebakaran hutan dan merusak kelestarian Tembok Besar.
Dua pelancong pria dan dua wanita, yang memanjat salah satu sektor Tembok Besar, yang berbahaya, di Distrik Huairou, Beijing, Minggu, terperangkap. Salah satu dari mereka jatuh ke lembah hingga cedera, kata laporan Pemerintah Distrik Huairou seperti dikutip "Global Times".
Regu penyelamat distrik setempat membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelamatkan perempuan pelancong cedera itu.
Untuk mendapatkan perawatan pertama, korban harus diturunkan dari perbukitan dengan berjalan kaki selama dua jam.
Staf Humas Dinas Pemadam Kebakaran Distrik Huairou, Qu Hui, mengatakan bahwa masalah pelancong terjebak di sektor yang disebut "Tembok Liar" itu terus bertambah. Puncaknya terjadi pada Hari Libur Nasional pada awal bulan ini.
"Setiap tahun ada 10 hingga 20 kejadian. Dari jumlah itu, dua hingga empat menimpa pelancong asing," kata Qu, yang pernah menyelamatkan satu kelompok beranggotakan 16 fotografer amatir, termasuk empat di antaranya pelajar Jepang.
Tembok Besar adalah salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia, yang terdiri atas beberapa bagian. Selama ini, yang paling banyak dikunjungi wisatawan adalah sektor Badaling dan sektor Mutianyu.
Beberapa sektor lain masih liar, termasuk di bawah air karena permukaannya sudah berubah menjadi danau.
Baca juga: Tiongkok gunakan drone untuk awasi perbaikan tembok besar
Editor: Boyke Soekapdjo