Makassar (ANTARA) - Forum Sulsel Peduli (FSP) yang fokus pada kegiatan sosial dan lingkungan segera membumikan "Plogging" yakni jogging sambil memungut sampah yang ada di sekitarnya.
"Ini olahraga sambil peduli lingkungan dan kegiatan seperti ini sudah dibudayakan di sebagian negara Eropa, " kata Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal disela Pembukaan Raker I FSP di Makassar, Minggu.
Plogging adalah gabungan dari bahasa Swedia “plocka upp” yang artinya mengambil dan jogging. Kegiatan plogging pada dasarnya sama dengan jogging, tetapi disertai dengan kegiatan memungut sampah.
"Jadi, bukan hanya badan saja yang menjadi sehat, tetapi lingkungan pun juga menjadi sehat dengan kegiatan ini, " kata Daeng Ichal-sapaan Syamsu Rizal.
Menurut Daeng Ichal ini, FSP selain peduli dengan permasalahan bencana alam ataupun sosial, juga isu lingkungan yang merupakan bagian yang dapat mempengaruhi kondisi alam dan sosial.
Daeng Ichal yang juga Ketua Umum FSP mengatakan, lembaga yang didirikan oleh aktivis dari berbagai profesi ini akan menyosialisasikan ke masyarakat yang diharapkan kelak dapat menjadi 'life style'.
Kegiatan FSP sudah diawali ketika bencana alam di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada 2018. Kemudian banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Gowa dan Maros serta daerah sekitarnya pada awal 2019, menyusul banjir bandang di Mamuju, Sulawesi Barat.
Menurut Daeng Ichal, meskipun lembaga ini belum banyak berperan dibanding lembaga yang lebih awal berkiprah, namun pihaknya optimistis ke depan FSP memiliki sumbangsih dalam membantu meringankan korban bencana alam atau bencana sosial.
"Agar lebih berarti dalam kehidupan sosial, maka harus pandai-pandai menggunakan SDM yang terbatas, namun pemanfaatannya bisa lebih luas lagi, " katanya.
"Ini olahraga sambil peduli lingkungan dan kegiatan seperti ini sudah dibudayakan di sebagian negara Eropa, " kata Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal disela Pembukaan Raker I FSP di Makassar, Minggu.
Plogging adalah gabungan dari bahasa Swedia “plocka upp” yang artinya mengambil dan jogging. Kegiatan plogging pada dasarnya sama dengan jogging, tetapi disertai dengan kegiatan memungut sampah.
"Jadi, bukan hanya badan saja yang menjadi sehat, tetapi lingkungan pun juga menjadi sehat dengan kegiatan ini, " kata Daeng Ichal-sapaan Syamsu Rizal.
Menurut Daeng Ichal ini, FSP selain peduli dengan permasalahan bencana alam ataupun sosial, juga isu lingkungan yang merupakan bagian yang dapat mempengaruhi kondisi alam dan sosial.
Daeng Ichal yang juga Ketua Umum FSP mengatakan, lembaga yang didirikan oleh aktivis dari berbagai profesi ini akan menyosialisasikan ke masyarakat yang diharapkan kelak dapat menjadi 'life style'.
Kegiatan FSP sudah diawali ketika bencana alam di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada 2018. Kemudian banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Gowa dan Maros serta daerah sekitarnya pada awal 2019, menyusul banjir bandang di Mamuju, Sulawesi Barat.
Menurut Daeng Ichal, meskipun lembaga ini belum banyak berperan dibanding lembaga yang lebih awal berkiprah, namun pihaknya optimistis ke depan FSP memiliki sumbangsih dalam membantu meringankan korban bencana alam atau bencana sosial.
"Agar lebih berarti dalam kehidupan sosial, maka harus pandai-pandai menggunakan SDM yang terbatas, namun pemanfaatannya bisa lebih luas lagi, " katanya.