Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah menegaskan kepada seluruh aparatur sipil negara dan pejabat organisasi perangkat daerah agar tidak menjadi "duri" atau penghalang semua upaya mewujudkan seluruh program yang menguntungkan bagi masyarakat.
Untuk itu, pada momen usai Idul Fitri ini, Nurdin meminta agar setiap perangkat kerja daerah mengoreksi kinerja di instansinya masing-masing.
"Jadi momentum Hari Raya idul Fitri ini saya mohon untuk mengoreksilah sebelum kita mengambil langkah-langkah," katanya.
"Sekali lagi saya tidak ingin punya team work tapi ada duri dalam daging, nggak boleh, nggak boleh itu terjadi. Ini akan mengganggu kerja kita, mengganggu, sangat menggangu," ujar dia.
Mantan Bupati Bantaeng dua periode itu menyebutkan, selama sembilan bulan, setiap OPD telah diberikan kesempatan, bersaing membangun sebuah program, bukan terus membangun pemberitaan keliru (hoaks).
"Tetapi serangan begitu kencang, bukan terus mencerca saja, bukan. Tetapi bagaimana kita menyolidkan tim kita untuk menuju tujuan yang lebih baik," katanya.
Pada kesempatan itu, guru besar Unhas tersebut juga meminta dari lubuk hati yang paling dalam kepada masyarakat untuk menghentikan penyebaran berita hoaks serta suplai data yang tidak benar.
"Saya berdosa kalau ini salah, tapi saya meyakini bahwa ini benar. Oleh karena itu sekali lagi kalau gentleman datang sama saya, pak mohon maaf saya tidak setuju dengan bapak, saya akan tingkatkan Provinsi ini. Ngapain kita pertahankan jika hanya merusak pemerintahan ini," ujar Nurdin Abdullah.
Nurdin Abdullah juga menguraikan persoalan dari oknum yang dianggap duri dalam daging tersebut.
"Saya tahu ini persoalan apa. Ini soal kehilangan kenyamanan. Saya dengan Pak Wagub tidak menolerir sebuah langkah-langkah yang keliru, apalagi merugikan pemerintah daerah. Mereka sudah kehilangan zona nyaman. Jadi sekali lagi saya berharap saya dan Pak Wagub ini jihad pak, sembilan bulan kami bersabar tentu saya tidak bisa terus bersabar, karena rakyat yang dirugikan," kata alumni sebuah universitas di Jepang itu.
Oleh karena itu dirinya berharap, seluruh perangkat Pemprov Sulsel agar bekerja secara profesional, tidak ada lagi duri dalam daging.
"Kalau dia tidak menghadap kepada saya. Saya akan berhentikan, Insyaallah. Kami berdua tidak ada kepentingan pribadi, apalagi kepentingan proyek. Nggak ada. Sama sekali nggak ada, saya 10 tahun di Bantaeng nggak ada reputasi bupati yang bermain-main dengan anggaran dan sebagainya," ujarnya.
Lebih lanjut Nurdin Abdullah, meminta kepada seluruh pejabat dan pegawai di Pemprov Sulsel agar jangan mau dihujat terus oleh rakyat karena pemerintahan yang lemah.
"Saya kira masih banyak orang, 90 persen pegawai yang ada di pemerintahan provinsi ini adalah orang-orang yang memiliki kapasitas, sangat punya qualified, sangat punya integritas, masa harus dikalahkan sama dengan 10 persen itu," katanya disambut tepuk tangan ASN yang menjadi peserta upacara.
Untuk itu, pada momen usai Idul Fitri ini, Nurdin meminta agar setiap perangkat kerja daerah mengoreksi kinerja di instansinya masing-masing.
"Jadi momentum Hari Raya idul Fitri ini saya mohon untuk mengoreksilah sebelum kita mengambil langkah-langkah," katanya.
"Sekali lagi saya tidak ingin punya team work tapi ada duri dalam daging, nggak boleh, nggak boleh itu terjadi. Ini akan mengganggu kerja kita, mengganggu, sangat menggangu," ujar dia.
Mantan Bupati Bantaeng dua periode itu menyebutkan, selama sembilan bulan, setiap OPD telah diberikan kesempatan, bersaing membangun sebuah program, bukan terus membangun pemberitaan keliru (hoaks).
"Tetapi serangan begitu kencang, bukan terus mencerca saja, bukan. Tetapi bagaimana kita menyolidkan tim kita untuk menuju tujuan yang lebih baik," katanya.
Pada kesempatan itu, guru besar Unhas tersebut juga meminta dari lubuk hati yang paling dalam kepada masyarakat untuk menghentikan penyebaran berita hoaks serta suplai data yang tidak benar.
"Saya berdosa kalau ini salah, tapi saya meyakini bahwa ini benar. Oleh karena itu sekali lagi kalau gentleman datang sama saya, pak mohon maaf saya tidak setuju dengan bapak, saya akan tingkatkan Provinsi ini. Ngapain kita pertahankan jika hanya merusak pemerintahan ini," ujar Nurdin Abdullah.
Nurdin Abdullah juga menguraikan persoalan dari oknum yang dianggap duri dalam daging tersebut.
"Saya tahu ini persoalan apa. Ini soal kehilangan kenyamanan. Saya dengan Pak Wagub tidak menolerir sebuah langkah-langkah yang keliru, apalagi merugikan pemerintah daerah. Mereka sudah kehilangan zona nyaman. Jadi sekali lagi saya berharap saya dan Pak Wagub ini jihad pak, sembilan bulan kami bersabar tentu saya tidak bisa terus bersabar, karena rakyat yang dirugikan," kata alumni sebuah universitas di Jepang itu.
Oleh karena itu dirinya berharap, seluruh perangkat Pemprov Sulsel agar bekerja secara profesional, tidak ada lagi duri dalam daging.
"Kalau dia tidak menghadap kepada saya. Saya akan berhentikan, Insyaallah. Kami berdua tidak ada kepentingan pribadi, apalagi kepentingan proyek. Nggak ada. Sama sekali nggak ada, saya 10 tahun di Bantaeng nggak ada reputasi bupati yang bermain-main dengan anggaran dan sebagainya," ujarnya.
Lebih lanjut Nurdin Abdullah, meminta kepada seluruh pejabat dan pegawai di Pemprov Sulsel agar jangan mau dihujat terus oleh rakyat karena pemerintahan yang lemah.
"Saya kira masih banyak orang, 90 persen pegawai yang ada di pemerintahan provinsi ini adalah orang-orang yang memiliki kapasitas, sangat punya qualified, sangat punya integritas, masa harus dikalahkan sama dengan 10 persen itu," katanya disambut tepuk tangan ASN yang menjadi peserta upacara.