Jakarta (ANTARA) - Muhammad Idris, putra seorang petani dan guru ngaji di Sumatera Barat bangga bisa menjadi lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) 2019.
Muhammad Idris juga mengaku senang dan terharu dan menilai prestasi tersebut merupakan sebuah amanah agar bisa menjadi awal untuk lebih baik pada masa depan.
Selama mengikuti pendidikan di Akpol, Idris merasa beruntung bertemu dengan teman-teman dari seluruh Indonesia, seperti Papua dan Aceh, yang baik.
"Kami bisa berbagi informasi, menurut saya orang yang baik itu adalah orang yang mau berbagi ilmu yang ia dapat sehingga menjadi amal jariah baginya," kata Idris ditemui usai Prasetia Perwira 2019 di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.
Idris menilai peran keluarga sangat penting bagi kesuksesan dirinya. Ayahnya selalu mendoakan yang terbaik untuk dirinya.
"Setiap cuti, beliau juga membuat masakan khas Padang, beliau juga selalu memberikan motivasi, termasuk ketika pesiar, pada saat telepon, beliau selalu bilang tetap berdoa nak jangan tinggalkan ibadah."
Ia menilai ayahnya juga orang yang sukses karena menekuni dan menyayangi pekerjaannya.
Kenangan ayahnya melihat orang berseragam juga menjadi inspirasi bagi Idris untuk masuk ke Akpol menjadi polisi.
"Inspirasi saya adalah ketika ayah melihat orang berseragam membuat beliau senang, kemudian dari kecil Idris juga mau jadi seorang polisi walaupun pada saat MTs dan SMA berubah-ubah. Alhamdulillah, kakak menguatkan saya untuk menjadi seorang polisi," jelasnya.
Tak lupa Idris juga bersyukur karena cita-cita mempertemukan ayahnya yang bernama Dasrial dengan Presiden dapat tercapai pada hari Selasa ini.
"Salah satu cita-cita Idris adalah bagaimana caranya ayah bisa pergi ke Istana dan bersalaman dengan Presiden RI. Alhamdulillah, tercapai," katanya.
Idris mengaku setamat SMA pada tahun 2015, dirinya langsung masuk ke Akpol.
Ia berharap ayahnya selalu dan terus mendoakan anak-anaknya, selalu sehat.
"Kami bangga punya ayah. Insyaallah, dalam waktu dekat apabila Idris sudah ada rezeki atau kesempatan, ayah akan berangkat naik haji," katanya.
Idris juga berjanji berusaha memberikan yang terbaik untuk NKRI.
"Menurut saya ini bukan akhir segalanya, menurut saya ini adalah awal bagi saya untuk menjadi perwira Polri sesuai yang diharapkan agama, bangsa, dan negara, tentunya sesuai dengan kata-kata Bapak Kapolri, polisi promoter, yaitu profesional modern dan terpercaya," katanya.
Muhammad Idris adalah satu dari empat orang perwira remaja yang meraih penghargaan Adhi Makayasa (lulusan terbaik) .
Tiga orang perwira remaja lainnya adalah Fajar Muhammad Al Farouk dari Akmil, Ariz Pama Yudhaprawira dari AAL, dan Muhammad Ihza Nurrabbani dari AAU.
Dilantik Presiden
Presiden RI Joko Widodo pada menjadi inspektur upacara dalam Prasetya Perwira (Praspa) TNI/Polri Tahun 2019 di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta.
Presiden dalam kesempatan tersebut sekaligus melantik dan mengambil sumpah para calon perwira remaja (capaja) yang berjumlah 781 orang dari matra TNI dan kepolisian.
Tanda pangkat disematkan oleh Kepala Negara di pundak empat orang perwira remaja yang meraih penghargaan Adhi Makayasa (lulusan terbaik), baik dari Akademi Militer (Akmil), Akademi Angkatan Laut (AAL), Akademi Angkatan Udara (AAU), maupun Akademi Kepolisian (Akpol).
Saat penyematan tanda pangkat berlangsung, delapan pesawat tempur F-16 TNI AU melintas di area udara Istana Kepresidenan RI, Jakarta. Setelah itu, Kepala Negara mengambil sumpah bagi seluruh perwira TNI dan Polri.
Pengambilan sumpah tersebut secara simbolis diwakili oleh lima perwira menurut agama yang dianut, yakni Try Sutrisno (Akmil) sebagai perwakilan beragama Islam, Risma Gusly Maria S. (AAL) sebagai perwakilan beragama Protestan, Gregorius Nourmanda Allo Tangko (AAU) perwakilan beragama Katolik, Ni Luh Putu Titin (Akpol) sebagai perwakilan beragama Hindu, dan William (Akmil) sebagai perwakilan beragama Buddha.
Para perwira yang dilantik langsung oleh Presiden itu terdiri atas 475 perwira dari TNI dan 306 perwira dari Polri. Pelantikan 475 perwira dari Akademi TNI itu didasarkan pada Surat Keputusan Presiden Nomor 53 TNI Tahun 2019.
Sementara itu, 306 perwira lain yang berasal dari Akademi Kepolisian dilantik berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 54 Polri Tahun 2019.
Selepas acara tersebut, Presiden beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla beramah tamah dengan empat orang perwira penerima penghargaan Adhi Makayasa beserta orang tua masing-masing di ruang kredensial Istana Merdeka.
Muhammad Idris juga mengaku senang dan terharu dan menilai prestasi tersebut merupakan sebuah amanah agar bisa menjadi awal untuk lebih baik pada masa depan.
Selama mengikuti pendidikan di Akpol, Idris merasa beruntung bertemu dengan teman-teman dari seluruh Indonesia, seperti Papua dan Aceh, yang baik.
"Kami bisa berbagi informasi, menurut saya orang yang baik itu adalah orang yang mau berbagi ilmu yang ia dapat sehingga menjadi amal jariah baginya," kata Idris ditemui usai Prasetia Perwira 2019 di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.
Idris menilai peran keluarga sangat penting bagi kesuksesan dirinya. Ayahnya selalu mendoakan yang terbaik untuk dirinya.
"Setiap cuti, beliau juga membuat masakan khas Padang, beliau juga selalu memberikan motivasi, termasuk ketika pesiar, pada saat telepon, beliau selalu bilang tetap berdoa nak jangan tinggalkan ibadah."
Ia menilai ayahnya juga orang yang sukses karena menekuni dan menyayangi pekerjaannya.
Kenangan ayahnya melihat orang berseragam juga menjadi inspirasi bagi Idris untuk masuk ke Akpol menjadi polisi.
"Inspirasi saya adalah ketika ayah melihat orang berseragam membuat beliau senang, kemudian dari kecil Idris juga mau jadi seorang polisi walaupun pada saat MTs dan SMA berubah-ubah. Alhamdulillah, kakak menguatkan saya untuk menjadi seorang polisi," jelasnya.
Tak lupa Idris juga bersyukur karena cita-cita mempertemukan ayahnya yang bernama Dasrial dengan Presiden dapat tercapai pada hari Selasa ini.
"Salah satu cita-cita Idris adalah bagaimana caranya ayah bisa pergi ke Istana dan bersalaman dengan Presiden RI. Alhamdulillah, tercapai," katanya.
Idris mengaku setamat SMA pada tahun 2015, dirinya langsung masuk ke Akpol.
Ia berharap ayahnya selalu dan terus mendoakan anak-anaknya, selalu sehat.
"Kami bangga punya ayah. Insyaallah, dalam waktu dekat apabila Idris sudah ada rezeki atau kesempatan, ayah akan berangkat naik haji," katanya.
Idris juga berjanji berusaha memberikan yang terbaik untuk NKRI.
"Menurut saya ini bukan akhir segalanya, menurut saya ini adalah awal bagi saya untuk menjadi perwira Polri sesuai yang diharapkan agama, bangsa, dan negara, tentunya sesuai dengan kata-kata Bapak Kapolri, polisi promoter, yaitu profesional modern dan terpercaya," katanya.
Muhammad Idris adalah satu dari empat orang perwira remaja yang meraih penghargaan Adhi Makayasa (lulusan terbaik) .
Tiga orang perwira remaja lainnya adalah Fajar Muhammad Al Farouk dari Akmil, Ariz Pama Yudhaprawira dari AAL, dan Muhammad Ihza Nurrabbani dari AAU.
Dilantik Presiden
Presiden RI Joko Widodo pada menjadi inspektur upacara dalam Prasetya Perwira (Praspa) TNI/Polri Tahun 2019 di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta.
Presiden dalam kesempatan tersebut sekaligus melantik dan mengambil sumpah para calon perwira remaja (capaja) yang berjumlah 781 orang dari matra TNI dan kepolisian.
Tanda pangkat disematkan oleh Kepala Negara di pundak empat orang perwira remaja yang meraih penghargaan Adhi Makayasa (lulusan terbaik), baik dari Akademi Militer (Akmil), Akademi Angkatan Laut (AAL), Akademi Angkatan Udara (AAU), maupun Akademi Kepolisian (Akpol).
Saat penyematan tanda pangkat berlangsung, delapan pesawat tempur F-16 TNI AU melintas di area udara Istana Kepresidenan RI, Jakarta. Setelah itu, Kepala Negara mengambil sumpah bagi seluruh perwira TNI dan Polri.
Pengambilan sumpah tersebut secara simbolis diwakili oleh lima perwira menurut agama yang dianut, yakni Try Sutrisno (Akmil) sebagai perwakilan beragama Islam, Risma Gusly Maria S. (AAL) sebagai perwakilan beragama Protestan, Gregorius Nourmanda Allo Tangko (AAU) perwakilan beragama Katolik, Ni Luh Putu Titin (Akpol) sebagai perwakilan beragama Hindu, dan William (Akmil) sebagai perwakilan beragama Buddha.
Para perwira yang dilantik langsung oleh Presiden itu terdiri atas 475 perwira dari TNI dan 306 perwira dari Polri. Pelantikan 475 perwira dari Akademi TNI itu didasarkan pada Surat Keputusan Presiden Nomor 53 TNI Tahun 2019.
Sementara itu, 306 perwira lain yang berasal dari Akademi Kepolisian dilantik berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 54 Polri Tahun 2019.
Selepas acara tersebut, Presiden beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla beramah tamah dengan empat orang perwira penerima penghargaan Adhi Makayasa beserta orang tua masing-masing di ruang kredensial Istana Merdeka.