Makassar (ANTARA) - Pasien Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Kejiwaan Dadi Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini membludak dengan memberikan perawatan kepada 546 pasien jiwa, padahal rumah sakit tersebut hanya manampung 200 pasien sesuai jumlah tempat tidur.

Kepala Seksi Logistik RSKD Dadi, Ismail di Makassar, Selasa, menyampaikan sangat kewalahan dan kerepotan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang sudah sangat banyak.

"Tentu sangat repot, misalnya saja, sabun mandi. 1 batang sabun itu kita potong-potong. Tetapi kita berproses, pelan-pelan untuk bisa menyembuhkan lalu mengeluarkan mereka satu per satu dari sini sesuai dengan petunjuk dokter," ungkapnya.

Pemenuhan kebutuhan seperti pakaian juga dilakukan pihak RSKD Dadi dengan melibatkan pihak keluarga yang intens menjenguk. Mereka menjadi jembatan bagi siapa saja untuk menyumbang pakaian bekas atau apapun itu bagi pasien jiwa.

"Sebenarnya jika direncanakan pulang itu bisa lebih baik dan bisa semaiin berkembang untuk ke depannya," katanya.

Hanya saja untuk proses pemulangan ini, pihak RSKD Dadi juga merasa kesulitan mengembalikan atau membawa pulang pasien jiwa yang telah dinyatakan sehat oleh dokter setempat.

"Beberapa pasien yang kami pulangkan berdasarkan data awalnya saat masuk ke sini (RSKD Dadi) sudah tidak ada rumahnya dan keluarganya, kami seolah kehilangan jejak," tambah Humas RSKD Dadi, Yunus Paraya.

Sementara pasien yang diantar oleh pihak Dinas Sosial dari sejumlah daerah juga menolak kembali menerima pasien yang dibawa, salah satunya Dinsos Makassar.

Sehingga beberapa dari pasien yang telah pulih kejiwaannya diberikan terapi melalui pekerjaan ringan di rumah sakit, seperti menanam, membersihkan halaman dan membantu cleaning service.

Ketua Tim II untuk perawatan bangsal kenari RSKD Dadi, Muhammad Asran menyampaikan perawatan yang diberikan oleh RSKD Dadi sudah sangat jauh dari kata layak. Padahal jika perawatan diberikan sesuai standar maka proses penyembuhan dipastikan akan lebih cepat.

Dua ruangan di bangsal kenari yang seharusnya hanya bisa menampung masing-masing 30 orang sesuai jumlah tempat tidur, kini terisi dengan 142 pasien jiwa.

"Makanya ada yang tidur dibawa, kedinginan, berbagai penyakit juga bisa menyerang, penyakit kulit, dan beberapa penyakit menular lainnya," tambahnya.

Karena itu, Asran menyatakan RSKD Dadi lebih cocok disebut sebagai tempat penampungan dibanding perawatan. Kesulitannya, karena RSKD Dadi juga tidak bisa menolak pasien yang datang.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024