Makassar (ANTARA) - Akademisi Universitas Hasanuddin, Anwar Mallongi menyarankan warga Makassar mengurangi aktivitas di luar rumah akibat asap dari kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa di Kelurahan Antang Kecamatan Manggala Kota Makassar.
"Masyarakat termasuk anak-anak atau balita sebaiknya mengurangi aktifitas di luar serta mengurangi konsumsi makanan yang terbuka dan mudah terkontaminasi," katanya di Makassar, Selasa.
Dosen Prodi Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas itu mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga kebersihan dengan melakukan cuci tangan setelah melakukan berbagai aktivitas.
Ia juga meminta agar masyarakat memperhatikan makanan dalam kondisi terbuka, sebab sangat berpeluang untuk terkontaminasi polutan akibat kebakaran.
Selain itu, akibat dampak kebakaran TPA disarankan agar masyarakat menggunakan masker. Sedangkan bagi semua pihak yang terlibat pada penanganan kebakaran diimbau mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, mulai dari masker, sarung tangan dan sepatu.
"Semuanya harus menjaga diri, sanitasi dijaga dan harus selalu bersih. Tidak boleh menyentuh orang lain khususnya ketika tangannya kotor, segera dicuci menggunakan sabun," kata Anwar.
Bahaya asap dari kebakaran TPA dinilai berbeda dengan kebakaran hutan, hal itu karena beragam sampah yang berada di TPA, mulai dari karet, logam dan jenis lainnya menghasilkan polutan.
Gumpalan asap yang saat ini mengepung Kota Makassar bukan hanya membahayakan kesehatan akibat ratusan ribu partikel-partikel yang beterbangan oleh angin kemudian dihirup masyarakat, tetapi dipastikan akan berdampak pula pada sumber daya alam di Kota Makassar.
Partikel-partikel bukan hanya dihirup manusia tetapi bisa hinggap pada permukaan air, seperti sumur dan sungai. Polutan dengan kandungan bahan kimia dari pembakaran TPA akan menciptakan radikal bebas yang tinggi saat berakumulasi di air.
"Warga perlu diingat bahwa polutan bahan kimia tidak bisa mati sekalipun air itu sudah dimasak. Karena itu penampungan air harus ditutup rapat-rapat," katanya.
Selain itu, kebakaran TPA juga akan mempengaruhi unsur hara tanah. Akibat kebakaran TPA yang mampu menampung sampah hingga 12 ton itu akan banyak menimbulkan zat-zat beracun hinggap di tanah.
"Sama halnya dengan air, jika polutan masuk pada tanah maka sangat berbahaya ditanami. Fatalnya, bisa mengakibatkan disfungsi organ. Paling rendah tidak bekerjanya organ, utamanya hati," katanya.*
"Masyarakat termasuk anak-anak atau balita sebaiknya mengurangi aktifitas di luar serta mengurangi konsumsi makanan yang terbuka dan mudah terkontaminasi," katanya di Makassar, Selasa.
Dosen Prodi Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas itu mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga kebersihan dengan melakukan cuci tangan setelah melakukan berbagai aktivitas.
Ia juga meminta agar masyarakat memperhatikan makanan dalam kondisi terbuka, sebab sangat berpeluang untuk terkontaminasi polutan akibat kebakaran.
Selain itu, akibat dampak kebakaran TPA disarankan agar masyarakat menggunakan masker. Sedangkan bagi semua pihak yang terlibat pada penanganan kebakaran diimbau mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, mulai dari masker, sarung tangan dan sepatu.
"Semuanya harus menjaga diri, sanitasi dijaga dan harus selalu bersih. Tidak boleh menyentuh orang lain khususnya ketika tangannya kotor, segera dicuci menggunakan sabun," kata Anwar.
Bahaya asap dari kebakaran TPA dinilai berbeda dengan kebakaran hutan, hal itu karena beragam sampah yang berada di TPA, mulai dari karet, logam dan jenis lainnya menghasilkan polutan.
Gumpalan asap yang saat ini mengepung Kota Makassar bukan hanya membahayakan kesehatan akibat ratusan ribu partikel-partikel yang beterbangan oleh angin kemudian dihirup masyarakat, tetapi dipastikan akan berdampak pula pada sumber daya alam di Kota Makassar.
Partikel-partikel bukan hanya dihirup manusia tetapi bisa hinggap pada permukaan air, seperti sumur dan sungai. Polutan dengan kandungan bahan kimia dari pembakaran TPA akan menciptakan radikal bebas yang tinggi saat berakumulasi di air.
"Warga perlu diingat bahwa polutan bahan kimia tidak bisa mati sekalipun air itu sudah dimasak. Karena itu penampungan air harus ditutup rapat-rapat," katanya.
Selain itu, kebakaran TPA juga akan mempengaruhi unsur hara tanah. Akibat kebakaran TPA yang mampu menampung sampah hingga 12 ton itu akan banyak menimbulkan zat-zat beracun hinggap di tanah.
"Sama halnya dengan air, jika polutan masuk pada tanah maka sangat berbahaya ditanami. Fatalnya, bisa mengakibatkan disfungsi organ. Paling rendah tidak bekerjanya organ, utamanya hati," katanya.*