Sarawak (ANTARA) - Kepala Perwakilan Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Kuching, Malaysia, Yonny Tri Prayitno mengharapkan Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka juga memberikan perhatian kepramukaan kepada anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ada di Sarawak, Malaysia.
"Kami bersyukur dari pihak Kwartir Nasional datang dan melihat langsung, untuk pertama kali. Kami ingin Kwarnas juga memperhatikan kepramukaan di Sarawak, dimana di Sarawak kami bisa kompak dan bergembira, bisa membahagiakan anak-anak sekolah yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya," kata Yonny Tri Prayitno yang juga selaku Ka Mabigus Gerakan Pramuka 001 dan 002 KJRI Kuching di Bintulu, Minggu.
Hal itu diungkapkanya ketika membuka kegiatan Jambore Anak Indonesia di Malaysia zona Sarawak ke-3 tahun 2019 di Bintulu, yang sekaligus melantik majelis pembimbing dan pengurus gugus depan 001 dan 002 KJRI Kuching.
Dia menjelaskan, pada Jambore ini anak-anak PMI dari berbagai tempat yang ada di Sarawak ini digabungkan menjadi satu. Saat pembukaan anak-anak pramuka ini juga kreatif dengan menampilkan pertunjukan yang sangat luar biasa, hal tersebut juga tidak terlepas dari pembinaan dan para guru.
"Kami berharap kegiatan semacam ini kedepannya dapat terus dilakukan. Bahkan kami minta dari Kwarnas untuk mendukung dan menyiapkan program lainnya, karena kegiatan ini akan memperkuat kerja sama Pramuka Malaysia yang ada di Sarawak dengan Pramuka Indonesia," jelasnya.
Menurutnya melalui pramuka ini anak-anak PMI sudah terdidik mandiri, disiplin, bersatu. Anak-anak juga diajarkan untuk berinovasi dari kreativitas yang cukup menggembirakan.
"Kegiatan semacam ini merangsang anak PMI di luar negeri untuk tidak hanya berdiam diri mengikut orang tua," tegasnya.
Menurutnya kalaupun anak tersebut pulang ke tanah air maka telah memiliki bekal yang mungkin melebihi anak-anak di Indonesia. Dengan kegiatan seperti ini, maka anak-anak akan memiliki bekal untuk kembali ke Indonesia, sehingga tidak minder dan berkecil hati, karena telah memiliki kemampuan, bahkan kemampuan itu bisa lebih dibandingkan anak-anak yang ada di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, ia mengajak para pengusaha di Malaysia itu untuk mau saling menguntungkan, terhadap anak-anak PMI yang belum bersekolah. KJRI meminta para pengusaha mau membantu.
"Karena kalau anak-anak pekerja itu dapat bersekolah tidak juah dari orang tuanya. Maka anak-anak tersebut akan tenang sehingga orang tuanya juga akan tenang dalam bekerja. Orang tuanya tidak perlu lagi membawa anak-anak dalam bekerja, karena sudah dititipkan ke guru-guru di sekolah," terangnya.
Ia yakin, dengan kondisi seperti itu, para orang tua itu juga akan bekerja lebih maksimal sehingga produktivitas perusahaan akan meningkatkan.
"Jadi saling menguntungkan antara pengusaha dan pekerja. Perusahaan akan mendapatkan produktivitas dari pekerja yang tinggi," katanya.
"Kami bersyukur dari pihak Kwartir Nasional datang dan melihat langsung, untuk pertama kali. Kami ingin Kwarnas juga memperhatikan kepramukaan di Sarawak, dimana di Sarawak kami bisa kompak dan bergembira, bisa membahagiakan anak-anak sekolah yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya," kata Yonny Tri Prayitno yang juga selaku Ka Mabigus Gerakan Pramuka 001 dan 002 KJRI Kuching di Bintulu, Minggu.
Hal itu diungkapkanya ketika membuka kegiatan Jambore Anak Indonesia di Malaysia zona Sarawak ke-3 tahun 2019 di Bintulu, yang sekaligus melantik majelis pembimbing dan pengurus gugus depan 001 dan 002 KJRI Kuching.
Dia menjelaskan, pada Jambore ini anak-anak PMI dari berbagai tempat yang ada di Sarawak ini digabungkan menjadi satu. Saat pembukaan anak-anak pramuka ini juga kreatif dengan menampilkan pertunjukan yang sangat luar biasa, hal tersebut juga tidak terlepas dari pembinaan dan para guru.
"Kami berharap kegiatan semacam ini kedepannya dapat terus dilakukan. Bahkan kami minta dari Kwarnas untuk mendukung dan menyiapkan program lainnya, karena kegiatan ini akan memperkuat kerja sama Pramuka Malaysia yang ada di Sarawak dengan Pramuka Indonesia," jelasnya.
Menurutnya melalui pramuka ini anak-anak PMI sudah terdidik mandiri, disiplin, bersatu. Anak-anak juga diajarkan untuk berinovasi dari kreativitas yang cukup menggembirakan.
"Kegiatan semacam ini merangsang anak PMI di luar negeri untuk tidak hanya berdiam diri mengikut orang tua," tegasnya.
Menurutnya kalaupun anak tersebut pulang ke tanah air maka telah memiliki bekal yang mungkin melebihi anak-anak di Indonesia. Dengan kegiatan seperti ini, maka anak-anak akan memiliki bekal untuk kembali ke Indonesia, sehingga tidak minder dan berkecil hati, karena telah memiliki kemampuan, bahkan kemampuan itu bisa lebih dibandingkan anak-anak yang ada di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, ia mengajak para pengusaha di Malaysia itu untuk mau saling menguntungkan, terhadap anak-anak PMI yang belum bersekolah. KJRI meminta para pengusaha mau membantu.
"Karena kalau anak-anak pekerja itu dapat bersekolah tidak juah dari orang tuanya. Maka anak-anak tersebut akan tenang sehingga orang tuanya juga akan tenang dalam bekerja. Orang tuanya tidak perlu lagi membawa anak-anak dalam bekerja, karena sudah dititipkan ke guru-guru di sekolah," terangnya.
Ia yakin, dengan kondisi seperti itu, para orang tua itu juga akan bekerja lebih maksimal sehingga produktivitas perusahaan akan meningkatkan.
"Jadi saling menguntungkan antara pengusaha dan pekerja. Perusahaan akan mendapatkan produktivitas dari pekerja yang tinggi," katanya.