Makassar (ANTARA) - TP PKK Provinsi Sulawesi Selatan Lies F Nurdin mendukung program "Plastic Smart Cities" yang dimotori oleh salah satu lembaga internasional World Wide Fund (WWF) yang bertujuan mengurangi timbulan plastik diberbagai kota di dunia.

Lies F Nurdin di Makassar, mengatakan PKK bersama sejumlah organisasi yang dipimpinnya sejak satu tahun terakhir telah fokus mengampanyekan tidak menggunakan bahan terbuat plastik "Say No to Plastic".

"Bapak Gubernur dan saya sangat mensupport karena sejalan dengan program kita yakni meminimalkan sampah plastik sekali pakai, dan di Indonesia ada dua kota yang ditunjuk, Jakarta dan Makassar," jelas Lies F Nurdin usai rapat bersama tim WWF di Rujab Gubernur Sulsel di Makassar, Kamis.

Dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin ini menuturkan, ke depannya WWF juga akan menjalin kerjasama dengan para peneliti mikroplastik untuk mengetahui dampak dari ikan yang kita konsumsi dan telah terdampak mikroplastik.

"Mereka (WWF) akan menjalankan program selama empat tahun di sini, ada beberapa program yang akan kami lakukan bersama, saah satunya dengan bekerjasama dengan para peneliti mikroplastik dari Unhas untuk mengetahui dampak konsumsi ikan yang memakan sampah plastik yang mencemari laut," jelas Lies dalam rilisnya hari ini.

Regional Lead Plastic Smart Cities WWF, Yumi Nishikawa menyebutkan, program yang telah digagas oleh lembaganya selama satu tahun ini fokus untuk menurunkan konsumsi plastik dari kota-kota besar dunia.

"Plastic Smart Cities adalah program global yang didirikan WWF sebagai support kota-kota dunia untuk berkomitmen pada nonplastic cities. Di Indonesia ada dua kota, yakni Jakarta dan Makassar," terang Yumi.

Lebih lanjut, Yumi menyebutkan, Makassar dipilih sebagai salah satu kota karena problem produksi sampah cukup besar di kota ini. Selain itu makassar merupakan hub di kawasan timur Indonesia.

"Makassar problem dan produksi sampah sangat besar namun NGO (Non-Government Organization)yang lain hanya fokus pada di Jawa dan Bali, Makassar sebagai hub Sulsel sangat penting untuk kerja kami sekarang," jelas Yumi.

Lebih lanjut, Yumi menjelaskan salah satu program plastic smart cities melalui network global yang mempelajari dan mengimplementasikan kesuksesan kota-kota yang telah berhasil mengelola produksi sampah plastik.

Selain Indonesia, Yumi menyebutkan negara Filipina, Vietnam, Thailand dan China sebagai juga menjadi fokus pengelolaan sampah plastik karena produksi sampah yang sangat tinggi di Asia. Catatan pentingnya adalah, di kawasan Asia, Indonesia merupakan negara kedua penghasil sampah plastik tertinggi setelah Cina.

"Untuk itu, kami mengharap support dari Local Government untuk membantu projects kami ke depan," tutupnya.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024