Makassar (ANTARA) - Layanan jasa daring yakni PT MallSampah Indonesia menawarkan tips meminimalisasi sampah pada bulan Suci Ramadhan di masa pandemi COVID-19 dengan prilaku yang ramah lingkungan.

"Salah satu masalah klasik yang kita hadapi saat Ramadhan adalah peningkatan jumlah sampah yang sangat fantastis dan ini menjadi persoalan di kota-kota besar, sehingga perlu tips untuk meminimalisasinya," kata Public Relation PT MallSampah Indonesia Saddan Husain di Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, kenaikan jumlah sampah umumnya terjadi di kota-kota besar yang memiliki tren peningkatan konsumsi selama Ramadhan. Sejumlah aktivis lingkungan memperkirakan, setidaknya terjadi peningkatan volume sampah sebanyak 500 ton.

Peningkatan jumlah sampah yang sangat signifikan ini, lanjut dia, tentunya sangat mengkhawatirkan mengingat pada bulan-bulan lain di luar Ramadhan produksi sampah di Indonesia, terutama yang berasal dari sisa makanan, menempati peringkat kedua dunia yakni sebanyak 300 kilogram per orang per tahun.

Perilaku masyarakat yang cenderung konsumtif selama Ramadan mengakibatkan volume sampah makanan semakin melonjak. Hal ini patut disayangkan mengingat sampah makanan menjadi salah satu penyumbang terbesar dari pemanasan global.

"Gas karbon monoksida (CO) yang dihasilkan oleh sampah makanan 4 kali lebih banyak dari gas kendaraan, karena itu untuk mencegah dampak dari produksi sampah yang berlebihan, kami menawarkan tips meminimalisasi sampah ala MallSampah," katanya.

Pertama, disarankan membeli takjil dengan wadah sendiri. Kedua, mengganti cemilan kemasan dengan buah-buahan ini akan menghindari produksi sampah kemasan secara berlebih. Selanjutnya, pilih kemasan ramah lingkungan saat berbelanja dan yang penting mampu mengontrol belanja.

Selain itu, juga diminta untuk tidak menyisakan makanan dan selalu mengusahakan memasak sendiri di rumah, sehingga dapat mengelola sampah sendiri di rumah.

Menurut Saddan, walaupun telah menerapkan tips minim sampah, namun tetap saja akan menghasilkan sampah.

"Karena itu, jangan lupa untuk tetap memilah sampah kalian yah. Untuk sampah organik dapat dikelola menjadi kompos dan sampah daur ulang yang dapat kalian jual melalui aplikasi MallSampah," katanya. Chief Executive Officer MallSampah Indonesia, Adi Saifullah di Makassar, Selasa ((28/4/2020). ANTARA Foto/Suriani Mappong.  Mengenal Advokator Sampah 

Setelah melalui perjuangan panjang mengadvokasi masyarakat untuk mengelola sampahnya, kini sarjana hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Adi Saifullah Putra sebagai salah satu penggiat pengelolaan sampah di Lembaga MallSampah sudah memiliki sekitar 9.000 ribu pengguna aplikasi pengelolaan sampah berbasis digital.

"Pengelolaan sampah berbasis online atau daring yang dibangun sejak 2015, kini sudah memiliki sekitar 9.000 pengguna atau user," kata Chief Executive Officer MallSampah Indonesia, Adi Saifullah, di Makassar.

Capaian itu, lanjut lelaki yang dikenal bersahaja ini, karena kuatnya kolaborasi dengan para mitra di lapangan yang kini sudah mencapai 150 lembaga mitra, dari awalnya pada 2015 baru terdapat 100 lembaga mitra.

Sebagai modal awal dalam meniti usaha di MallSampah pada 2015, diperoleh dari apresiasi atau hadiah berbagai lomba penyelamatan lingkungan.

"Hadiah berupa uang tunai itulah yang kemudian dijadikan salah satu modal dalam pengembangan produk, dan barulah pada 2018 mulai menghasilkan laba," katanya.

Selain itu, lanjut dia, modal pengelolaan sampah yang terintegrasi di tiga wilayah di Sulsel, yakni Kota Makassar, Kabupaten Maros dan Gowa itu sudah menggunakan fitur di telepon seluler, sehingga memudahkan masyarakat meminta sampahnya yang bernilai ekonomis diangkut oleh petugas MallSampah bersama mitranya "Clean Up".

Melalui aplikasi itu pula, pemilik sampah dapat menerima uang tunai atau poin dari sampah yang dikumpulkannya, baik berupa sampah plastik, botol kaca, aluminium, besi, dan sebagainya.

Mengenai cita-cita besar Adi melalui advokasi lingkungan berbasis online (daring) tersebut, lelaki berdarah Enrekang-Jawa ini, ingin memperluas tingkat kesadaran masyarakat terhadap sampah, sekaligus menekan pencemaran di laut yang sudah sangat parah.

Kelola 30 ribu ton Sampah

Platform digital MallSampah di Makassar,  Sulawesi Selatan, mampu mendaur ulang rata-rata 30 ton sampah per bulan

Co-Founder MallSampah, Adi Saifullah Putra di Makassar, Rabu mengatakan, aplikasi berbasis android untuk mengelola sampah atau limbah plastik itu dalam kurun waktu setahun sudah memiliki 20 ribu lebih pengguna (user) yang tersebar di Kota Makassar dan sekitarnya.

Menurut dia, cukup mengunduh aplikasi MallSampah maka sampah rumah tangga, warung, restoran, hotel hingga industri dapat dijemput di lokasi dan sampahnya akan dibeli sesuai harga pasar.

Selanjutnya sampah yang terkumpul itu dipisahkan antara sampah organik dan nonorganik untuk didaur ulang.

"Karena itu kami terus fokus untuk sosialisasi dan perkenalkan aplikasi Mallsampah ke masyarakat, melalui kerja sama dengan komunitas-komunitas dan kegiatan-kegiatan," katanya sembari mengimbuhkan, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak diantaranya PSM Makassar, Go-food Makassar dan Earth Hour.   

Dengan capaian kinerja MallSampah itu,  MallSampah terpilih menjadi salah satu dari tiga penerima hibah (Garantees) dari dua lembaga donor yakni Acora Foundation dan Coca-Cola Foundation

K
riteria sebagai penerima hibah itu karena memiliki program kolaborasi yang memiliki visi untuk mendorong terbangunnya ekosistem ekonomi sirkular termasuk penggunaan teknologi untuk mendorong terciptanya sistem persampahan dan daur ulang di Indonesia yang lebih baik. 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024