Makassar (ANTARA News) - Peserta Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM XII) terkesan saat profil kesuksesan perantau Sulawesi Selatan di Kalimantan Timur ditampilkan di sela-sela diskusi PSBM di Wisma Kalla Makassar, Kamis.
Meskipun kata pengantar yang disampaikan H. Mangkana saat profil perjalanan usahanya ditampilkan dalam bentuk rekaman sekitar 10 menit, namun tepukan tangan peserta cukup menggemuruh di ruang pertemuan gedung Wisma Kalla.
Di depan ratusan peserta diskusi H. Mangkana mengaku hanya lulusan kelas tiga Sekolah Dasar dan memulai usahanya dengan modal Rp50 ribu di negeri rantau, tepatnya di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
"Tayangan ini sebenarnya hanya untuk memberikan 'motivasi', bukan untuk apa-apa," kata dia sambil mempersilahkan teknisi gedung memutar tayangan profil dirinya melalui layar LCD ruangan yang diikuti oleh gelak tawa ratusan peserta.
H. Mangkana yang sukses sebagai eksportir udang windu terbesar ke Jepang dan sebagian wilayah Eropa dan Asia Timur mendapat tanggapan positif dari beberapa peserta yang sebagian besar pengusaha yang ada di Sulsel.
Beberapa diantara peserta meminta secara khusus agar panitia memberikan waktu khusus H. Mangkana berbagi pengalaman dengan audiens yang hadir di tempat tersebut.
Kepala Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional, Prof Dr Mansyur Ramli memberikan apresiasi kepada tokoh "success story" yang dihadirkan dalam pertemuan itu.
"Tidak selamanya orang yang berpendidikan tinggi yang mampu membangun usaha. Dari 100 orang yang berpengaruh di dunia, hanya empat yang berasal dari pendidikan formal. Selebihnya berasal dari pendidikan informal seperti yang dilakukan H. Mangkana tadi," ucap dia.
Dirjen Binmas Kementerian Agama, Nasruddin Umar juga menyampaikan apresiasinya terhadap perjalanan usaha saudagar beranak lima itu.
Seandainya ada sekitar 50 orang yang punya kesuksesan seperti pak H. Mangkana, maka dipastikan masyarakat Bugis/Makassar akan lebih baik," kata dia. (T.KR-HK/F003)
Meskipun kata pengantar yang disampaikan H. Mangkana saat profil perjalanan usahanya ditampilkan dalam bentuk rekaman sekitar 10 menit, namun tepukan tangan peserta cukup menggemuruh di ruang pertemuan gedung Wisma Kalla.
Di depan ratusan peserta diskusi H. Mangkana mengaku hanya lulusan kelas tiga Sekolah Dasar dan memulai usahanya dengan modal Rp50 ribu di negeri rantau, tepatnya di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
"Tayangan ini sebenarnya hanya untuk memberikan 'motivasi', bukan untuk apa-apa," kata dia sambil mempersilahkan teknisi gedung memutar tayangan profil dirinya melalui layar LCD ruangan yang diikuti oleh gelak tawa ratusan peserta.
H. Mangkana yang sukses sebagai eksportir udang windu terbesar ke Jepang dan sebagian wilayah Eropa dan Asia Timur mendapat tanggapan positif dari beberapa peserta yang sebagian besar pengusaha yang ada di Sulsel.
Beberapa diantara peserta meminta secara khusus agar panitia memberikan waktu khusus H. Mangkana berbagi pengalaman dengan audiens yang hadir di tempat tersebut.
Kepala Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional, Prof Dr Mansyur Ramli memberikan apresiasi kepada tokoh "success story" yang dihadirkan dalam pertemuan itu.
"Tidak selamanya orang yang berpendidikan tinggi yang mampu membangun usaha. Dari 100 orang yang berpengaruh di dunia, hanya empat yang berasal dari pendidikan formal. Selebihnya berasal dari pendidikan informal seperti yang dilakukan H. Mangkana tadi," ucap dia.
Dirjen Binmas Kementerian Agama, Nasruddin Umar juga menyampaikan apresiasinya terhadap perjalanan usaha saudagar beranak lima itu.
Seandainya ada sekitar 50 orang yang punya kesuksesan seperti pak H. Mangkana, maka dipastikan masyarakat Bugis/Makassar akan lebih baik," kata dia. (T.KR-HK/F003)